Bahkan saat pemerintahan komunis mengambil alih China nasib Pu Yi lebih buruk lagi.
Saat itu Mao Zedong pimpinan Partai Komunis China mengampuni Pu Yi karena kesalahannya di masa lalu pernah bersekongkol dengan Jepang menjajah tanah airnya sendiri.
(BACA: Demi Cinta, Putri Kekaisaran Jepang Ini Pilih Jadi Orang Biasa)
Ia kemudian mengalami cuci otak, dijejali berbagai paham komunis dan harus hidup dengan jerih payahnya sendiri.
Bayangkan saja orang yang dulunya raja menjadi orang biasa yang mencuci baju sendiri, memasak sendiri dan hidup miskin kekurangan sandang serta pangan.
Pu Yi juga sering menjadi bahan ejekkan dan olok-olok oleh mantan bawahannya ketika ia menjadi kaisar.
Pu Yi harus bekerja keras saban harinya sampai ia akhirya meninggal karena kanker ginjal dan penyakit jantung pada tanggal 17 Oktober 1967 di Beijing, China.
Mayatnya dikremasi dan ditempatkan Pemakaman Revolusioner Babaoshan hingga pada tahun 1995 abu hasil kremasi Pu Yi dimakamkan di makam Qing Barat tempat para kaisar-kaisar Dinasti Qing terdahulu dikebumikan. (*)