Hipotesis didapat ketika misi Apollo yang mendaratkan Neil Armstrong ke bulan kembali ke bumi dengan membawa sampel bebatuan bulan.
( BACA JUGA: Pantau Pergaulan Anak, Natalie Sarah Rela Jadi Followers Instagram Teman-teman Anaknya )
Setelah diteliti, batuan bulan rupanya mirip dengan bebatuan yang berasal dari kerak bumi.
Ilmuwan juga menyatakan melalui sampel bebatuan itu ditemukan bahwa jenis bebatuan di bulan tidak solid.
Ketidaksolidan bebatuan ini mengindikasikan memang bulan dibentuk dari 'kumpulan' kerak hasil tabrakan Bumi dan Theia.
Menurut NASA, "Ketika Bumi muda dan Theia bertabrakan, energi tumbukan yang dihasilkan adalah 100 juta kali lebih besar daripada ledakan apapun yang dibuat manusia."
( BACA JUGA: Kembali Jadi Tren, 3 Inspirasi Topi Beret ala Cut Syifa Ini Bisa Ditiru Agar Tampil Kekinian! )
"Kemudian akibat tumbukan itu diyakini telah menghapus kehidupan dinosaurus di muka bumi."
Ada pula yang menyangkal teori ini dan berpendapat bahwa bulan terbentuk bukan karena tubrukkan antara Theia dan Bumi.
Namun tubrukkan antara planet lain yaitu planet satu dengan lainnya yang akhirnya bergabung menjadi bulan.
Teori ini dinamakan 'Co-formation theory.'
( BACA JUGA: 5 Tips yang Harus Kamu Perhatikan Saat Membeli Rumah Pertama Kali )
Tapi teori ini masih dinilai lemah karena hanya sebuah hipotesis tanpa bukti fisik layaknya teori 'Giant impact hypothesis' yang sudah menyertakan bukti dari bebatuan bulan pada misi Apollo. (*)