Wijoyo juga menjelaskan bahwa kekuasaan seluruh dunia berada di bawah naungan KAS. Pernyataan itu sesuai dengan keterangan punggawa lainnya.
"Negara-negara didunia adalah fasal-fasal atau menjadi bagian dari kami.
"Mataram itu di semua negara ada. Mataram maksudnya adalah adalah nama 'Mata Rantai Manusia'. Di mana ada kehidupan disitu ada bumi," ujarnya.
Mataram yang tertera di batu prasasti itu tak ada hubungannya sama sekali dengan kerajaan Mataram.
Dari penuturan Wijoyo, semua yang ada dalam batu prasasti itu telah dikonsep oleh Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Menarik di Purworejo, Tempat Ayah Ani Yudhoyono Berasal
Ada gambar simbol penjaga dan ukiran empat penjuru mata angin, siang dan malam, logo kerajaan Majapahit, dan pada bagian bawah ada gambar baruna naga yang berarti lautan.
Keberadaan batu prasasti membuat warga resah, karena datang pagi-pagi buta.
"Batu besar kala itu datang sekira pukul 03.00 WIB pagi.
"Saya melihat ternyata sudah dibungkus kain kafan (kain putih) seperti kain mori," ujar Sumarni kepada Tribunjateng.com, Senin (13/1/2020)
Ada pula berbagai macam sesaji dan dupa di sekitar batu besar tersebut.
Para pengikut sudah hadir dan menghadap ke selatan, seolah-olah memuja batu prasasti tersebut.
(*)