Grid.ID - Pemimpin Keraton Agung Sejagat (KAS), Totok Santosa dan sang istri Dyah Ditarja alias Fanni Aminadia baru saja ditahan polisi.
Hal ini lantaran kemunculan Keraton Agung Sejagat di kawasan Desa Pogung, Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah yang dinilai meresahkan masyarakat.
Masyarakat resah lantaran pimpinan Keraton Agung Sejagat itu ngaku mampu kuasai dunia dan janjikan uang jutaan rupiah ke rakyatnya.
Berdasarkan informasi yang dilansir Grid.ID dari laman TirbunJateng, KAS mengklaim dirinya sebagai keraton baru setelah 500 tahun berakhirnya imperium Majapahit.
“Kami muncul untuk menunaikan janji 500 tahun runtuhnya Kerajaan Majapahit di tahun 1518,” tutur Totok yang menasbihkan dirinya sebagai Rangkai Mataram Agung, Minggu (12/1/2020).
Selain itu, pengikut pimpinan KAS juga telah beranggotakan sebanyak sekitar 450 orang.
Totok Santosa mengklaim akan memperbaiki kedaulatan, sistem bernegara, sistem ekonomi secara moneter ataupun global.
Hal ini lantaran keraton yang didirikannya adalah induk dari seluruh negara di dunia, sekaligus wadah terkait konflik di berbagai negara.
Tak hanya itu, Raja Keraton Agung Sejagat juga pernah menjanjikan uang ratusan dollar AS (jutaan rupiah) per bulan kepada setiap warga di Yogyakarta dari dana yang bersumber dari suatu bank.
Melansir dari laman Intisari, organisasi Jogja Development Comiittee (Jogja DEC), Totok menjanjikan akan membagikan uang sebesar 100 hingga 200 dollar AS per bulan kepada setiap anggotanya.
Uang tersebut diklaim berasal dari sebuah bank di Swiss yang menyimpan Esa Monetary Fund.
Namun, dana yang diklaim Totok akan dibagikan kepada warga untuk memberi kesejahteraan kepada warga Indonesia tak kunjung terpenuhi.
Terang saja, meski mengklaim dirinya bisa kuasai dunia hingga janjikan uang jutaan rupiah, nyatanya Totok dan sang istri masih mengontrak.
Dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, berikut ini penampakan kontrakan Totok Santosa di kawasan Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
Di area depan, terdapat pagar bambu setinggi orang dewasa yang menjadi palang masuk ke pekarangan kontrakan Toto.
Tak hanya itu, di depan gerbang masuk yang terbuat dari bambu terdapat dua bendera Merah Putih yang terpasang.
Sementara pintu di rumah utama itu berwarna hitam dengan tembok bercat putih.
Di area halaman rumah tampak sudah dikonblok tetapi belum keseluruhan.
Sementara itu, di sisi selatan bangunan itu terdapat dua pendopo besar dan kecil yang tebruat dari bambu.
Di sebelah utara rumah kontrakan Toto merupakan area persawahan. (*)