Find Us On Social Media :

Rokus Bernardus Visser, Bule Kompeni yang Berjasa Bagi Indonesia

By Linda Fitria, Jumat, 30 Maret 2018 | 20:00 WIB

Rokus Bernardus Visser

Laporan Wartawan Grid.ID, Seto Aji N

Grid.ID - Penjajahan Belanda selama 3,5 abad menyisakan cerita nestapa tak kunjung usai sampai sekarang.

Hasrat kolonial memang sangat kental di pikiran orang-orang Eropa kala itu.

Mulai datang ke Indonesia sebagai pedagang, lama-lama Belanda tergiur akan kekayaan alam nusantara dan ingin menguasai semuanya.

Keinginannya berhasil dan kekayaan nusantara diperas untuk memenuhi kebutuhan negara para kompeni (sebutan untuk penjajah Belanda).

Saat tanggal 13 Mei 1914 lahirlah seorang bayi yang dinamai Rokus Bernardus Visser (RB Visser) di Boskoop, Belanda.

(BACA : Tak Mau Keduluan Saingannya, Samsung Akan Luncurkan Galaxy Note 9 Lebih Dulu Sebelum iPhone Xs)

Bapak dan ibu Visser ialah pasangan petani bunga Tulip di Belanda.

Visser muda ialah seorang yang bercita-cita menjadi tentara.

Saat hendak mendaftar jadi tentara Belanda, Negeri Kincir Angin saat itu sedang dikuasai oleh Jerman pada babakan Perang Dunia Kedua.

Terpaksa Visser muda harus ikut mengungsi ke Inggris kemudian bergabung dengan ketentaraan negeri kelahirannya dan sempat menjadi sopir Ratu Wilhelmina.

Hingga Visser mendapat operasi tempur pertamanya saat bersama pasukan sekutu menjalankan operasi Market Garden untuk merebut kembali Belanda dari tangan Jerman.

Berkat prestasinya di kancah pertempuran, Visser disekolahkan di Sekolah Perwira Para (Penerjun) di India sebelum dikirim ke Asia Tenggara.

Ia kemudian mendapat pelatihan sebagai pasukan khusus Belanda KST KNIL.

(BACA : 5 Mitos Tentang Pelembap yang Tidak Boleh Kamu Percaya Lagi)

Niat Belanda mengirim Visser dan tentara lainnya ke Asia Tenggara tak lain untuk kembali ke Indonesia yang saat itu sudah merdeka.

Misinya cuma satu, merebut kembali bekas koloni Belanda di Hindia itu.

Visser kemudian dikirim ke Jakarta pada tahun 1946 dengan dalih melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan tawanan pihak sekutu.

Awalnya Visser yakin dirinya akan mendapatkan lagi prestasi tempur dan akan mengembalikan Indonesia sebagai koloni Belanda.

Di Indonesia saat itu terjadi agresi militer Belanda ke 1 dan 2 Visser pun diserahi tugas untuk mencetak pasukan penerjun payung KNIL.

Setelah pengakuan kedaulatan Belanda kepada Indonesia, semua antek-antek Belanda di Indonesia harus angkat kaki dari bumi pertiwi.

Tapi tidak bagi Visser, ia membelot kepada negara kelahirannya.

Rupanya ia malah betah tinggal di Indonesia dan mulai mencintai negeri ini.

(BACA : 4 Fakta Mengejutkan tentang Astronomi yang Tidak Akan Kamu Ketahui di Sekolah, Penasaran?)

Bahkan Visser juga mengajak istri dan keempat orang anaknya dari Inggris untuk tinggal bersamanya di Indonesia, tapi istrinya menolak yang lantas diceraikan oleh Visser.

Kadung cinta dengan Indonesia, Visser memutuskan tinggal di negeri bekas jajahan negera kelahirannya.

Ia menanggalkan pakaian tentara KST KNIL nya dan pindah ke Pacet, Lembang, Bandung kemudian bertani bunga di sana.

Visser juga menikahi seorang wanita asli Sunda, memeluk agama Islam dan mengubah namanya menjadi Mochammad Idjon Djanbi.

Namun hidup Visser di Indonesia bukannya tanpa kekhawatiran, sentimen rakyat Indonesia kepada 'bule kompeni' bekas penjajah begitu tinggi, bisa saja nyawanya terancam akan hal tersebut.

Pada tahun 1950 pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) meletus.

Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A.E. Kawilarang dan Letkol Slamet Riyadi ditugasi TNI untuk memimpin pasukan menumpas RMS.

RMS berhasil ditumpas namun korban banyak berjatuhan di pihak TNI.

(BACA : 3 Tips Super Ampuh Hilangkan Noda Tinta di Sofa Berbahan Kulit)

Maka Letkol Slamet Riyadi berencana untuk membuat suatu pasukan komando agar kualitas prajurit TNI meningkat.

Belum sempat terwujud Letkol Slamet Riyadi sudah gugur dalam pertempuran.

Keinginan Letkol. Slamet Riyadi  kemudian dilanjutkan oleh A.E. Kawilarang.

Namun Kawilarang bingung karena saat itu basic perwira militer di Indonesia belum ada yang pernah menerima pelatihan pasukan khusus seperti model SAS Inggris.

Singkat cerita bertemulah Kawilarang dengan Idjon Djanbi dan mereka berdua sepakat membentuk pasukan khusus.

Maka pada tanggal 16 April 1952 pasukan khusus bentukan Idjon Djanbi terbentuk dan dinamai Kesatuan Komando Teritorium Tentara III/Siliwangi (Kesko TT. III/Siliwangi).

Baret pasukan inipun meniru pasukan KST KNIL yang berwarna merah, tempat Idjon Djanbi mendapat pelatihan pasukan khusus.

Pasukan inilah cikal bakal satuan khusus Indonesia Kopassus dan Idjon Djanbi adalah Komandan Pertama Kopassus.

'Bule Kompeni' RB Visser/Idjon Djanbi mempunyai andil dan jasa besar kepada negeri ini karena berkatnya Indonesia mempunyai pasukan khusus untuk pertama kalinya.(*)