Find Us On Social Media :

Dream Trip, Perjalanan Malala Yousafzai Kembali ke Pakistan Untuk Mendukung Pendidikan Bagi Anak-anak Perempuan di Sana

By Violina Angeline, Jumat, 30 Maret 2018 | 20:33 WIB

Malala Yousafzai | The Telegraph

Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani

Grid.ID - Nama Malala Yousafzai seolah tak henti-hentinya masuk ke dalam ranah pemberitaan dunia.

Mulai dari saat pertama kali muncul karena kasus perlawanannya terhadap Taliban.

Sampai beberapa waktu yang lalu ketika Malala telah secara resmi menjadi mahasiswa University of Oxford di Inggris.

Dan kini Malala kembali hadir dengan kabar terbarunya.

Seperti yang dilansir dari laman The Telegraph pada Kamis (29/03/2018), saat ini Malala tengah melakukan sebuah perjalanan Dream Trip ke negara asalnya, Pakistan.

(BACA: Sempat Khawatir Tak Akan Mendapat Teman, Inilah Sisi Lain Malala Yousafzai yang Kini Resmi Menjadi Mahasiswa Universitas Oxford)

Ini merupakan perjalanan pertamanya sejak enam tahun yang lalu setelah ia mengalami penembakan di kepala karena pergi ke sekolah.

Kembalinya Malala ke Pakistan kali ini adalah untuk melakukan serangkaian proyek pendidikan kepada anak-anak perempuan di sana.

Malala terlihat sangat berapi-api ketika memberikan pidato singkat tentang kembalinya ia ke negara asalnya untuk memberdayakan kaum perempuan yang ada di sana.

Pidato itu ia sampaikan setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan, Shahid Khaqan Abbasi di Islamabad.

"Selama lima tahun terakhir ini saya terus bermimpi bahwa saya dapat menginjakkan kaki di negara saya," katanya sambil menghapus air mata.

"Ini merupakan hari paling bahagia dalam hidup saya. Saya masih tidak percaya jika ini bisa terjadi," tambah Malala yang saat itu mengenakan pakaian tradisional shalwar khameez dengan kepalanya yang ditutupi syal duppata merah dan biru.

Rincian tentang perjalanan Malala dijaga dengan sangat ketat karena alasan keamanan.

Masih belum diketahui apakah dalam kunjungan ini Malala akan mengunjungi lembah Swat, di mana serangan penembakan kepala pada tahun 2012 itu terjadi.

Menurut kabar yang beredar, tujuan dari perjalanan Malala ke Pakistan kali ini adalah untuk meresmikan sejumlah pusat pendidikan, lembaga pendidikan dan beasiswa yang ada di bawah yayasannya, Malala Fund.

Wanita berusia 20 itu mengatakan bahwa kita sangat perlu berinvestasi dalam pendidikan anak-anak.

(BACA: Raih Penghargaan Nobel Perdamaian Termuda di Dunia, Inilah Sosok Malala Yousafzai yang Mengagumkan)

"Saya berharap, kita semua dapat bergandenngan tangan dalam misi ini untuk kemajuan Pakistan, sehingga generasi masa depan dapat dibedayakan, melakukan pekerjaan, berdiri dengan kedua kakinya sendiri dan mendapatkan penghasilan untuk diri mereka sendiri", kata Malala dalam pidatonya.

Pada tahun 2014, Malala telah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian di usianya yang ke 17.

Ia menggunakan sebagian uang itu untuk membuka sekolah di Shangla yang letaknya tak jauh dari kota kelahirannya, Swat.

Salah satu tujuan Malala datang ke Pakistan adalah untuk meresmikan beberapa proyek yang ditujukan khusus untuk mendukung siswa perempuan di daerah terpencil, Khyber-Pakhtunkhawa di Pakistan.

Daerah ini merupakan tempat Malala tumbuh dewasa.

Hal ini diungkapkan oleh Shawana Shah kepada The Telegraph.

Shawana Shah merupakan seorang aktivis hak-hak perempuan yang juga masih kerabat keluarga Malala.

Ke depannya Malala Fund akan bekerja sama dengan Benazir Income Support Programme.

Shah mengatakan bahwa Malala Fund akan menyediakan dana untuk siswa perempuan di daerah terpencil.

Rincian lengkap tentang kerja sama ini akan disempurnakan dan lebih banyak diumumkan selama empat hari kunjungan Malala di Pakistan.

Dalam perjalanannya ke Pakistan kali ini, Malala ditemani oleh ayah dan saudara laki-lakinya.

(BACA: Pernah Ditembak di Kepala dan Diancam Dibunuh, Inilah Deretan Penghargaan yang Diraih Oleh Malala Yousafzai Si 'Putri Milik Dunia')

"Saya biasanya tidak menangis, saya masih 20 tahun tapi sudah ada banyak hal yang terjadi dalam hidup saya", ungkap Malala.

Sejak peristiwa penembakan kepala Malala oleh pria bersenjata Taliban yang naik bus sekolah di lembah Swat pada 9 Oktober 2012, Malala menjadi sosok yang dikenal dunia.

Kini ia menjadi simbol secara global untuk hak asasi manusia, terutama hak sekolah untuk kaum perempuan.

Akibat dari penembakan itu, Malala harus dilarikan dan dirawat di Kota Birmingham, Inggris.

Dan di sanalah akhirnya Malala berhasil menyelesaikan sekolahnya dan terus melanjutkan kampanyenya sampai saat ini. (*)