Laporan Wartawan Grid.ID, Septiyanti Dwi Cahyani
Grid.ID - Pada 3 Mei 2017 lalu, Pocahontas, Arkansas, Amerika Serikat telah dilanda banjir yang besar.
Seperti yang dilansir Grid.ID dari laman Reader's Digest, ketinggian air di Black River telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketinggian air di sungai itu mengancam untuk meluap melalui tanggul yang melindungi ribuan hektar lahan pertanian.
Seorang co-operator dari Weitkamp Farms menyadari bahwa mereka sedang dalam keadaan yang cukup berbahaya.
(BACA: Banjir Melanda Australia, Warga Ketakutan Ada Hewan Buas Berkeliaran Ikut Arus )
Jika air yang ada di dalam tanggul itu benar-benar meluap, tidak hanya keselamatan jiwa saja yang terancam.
Tetapi juga nasib lahan pertanian para petani.
Menyadari bahwa tanggul itu tidak akan bertahan, mereka dihadapkan dengan sebuah kenyataan yang cukup pahit.
Para petani akan kehilangan 56.000 gantang beras, jagung, dan kedelai yang tersisa jika banjir itu terjadi.
Petugas Weitkamp Farms akhirnya mulai mengangkut biji-bijian pada 2 Mei 2017, sekitar pukul 7 pagi.
Karena tidak ada bantuan, mereka menyadari bahwa sebenarnya tidak ada kesempatan untuk bisa menyelesaikan semuanya.
Namun ternyata, dugaan mereka salah.
Kekuatan doa mereka terjawab ketika ada teman dan tetangga mulai berdatangan untuk membantu para petugas Weitkamp Farms itu.
Orang-orang itu datang dari seluruh penjuru kota Arkansas.
Dengan melakukan kerja sama yang baik.
Sampai akhirnya mereka berhasil memindahkan 56.000 gantang beras itu hanya dalam waktu 28 jam.
Mereka menyelesaikan pekerjaan itu pada hari berikutnya, 3 Mei 2017.
(BACA: Kisah Mencekam Korban Banjir Bandang Bandung, Terseret Bersama Mobil di Dalam Arus Deras)
Lalu, pada sore harinya tanggul itu benar-benar hancur.
Banjir pun tak bisa dihindari.
Ratusan hektar lahan pertanian hilang tertutup banjir.
Tapi paling tidak, biji-bijian petani yang tersisa itu masih bisa diselamatkan.
Ini tentu berkat kebaikan penduduk seluruh kota yang mau saling membantu ketika ada orang membutuhkan.(*)