Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Artis senior Widyawati berhasil meraih piala kategori Best Supporting Actress di ajang 59th Asia Pacific Film Festival 2020 (APFF).
Peran sebagai Ambu Misnah di film Ambu yang membawa Widyawati bisa meraih penghargaan di tahun ini.
Namun, rasa kecewa disampaikan Widyawati karena film yang membuatnya meraih prestasi tersebut tidak tayang serentak di seluruh Indonesia.
"Tapi saya sedih film Ambu tidak beredar di Indonesia, sedih banget, hanya di Jawa Barat," ungkap Widyawati saat ditemui Grid.ID di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2020).
Banyak pula para fans yang menyampaikan protes kepadanya melalui media sosial karena film Ambu tak dapat dinikmati di kotanya.
"Banyak juga orang melalui IG tanya kenapa sih nggak main ke sini, kenapa sih nggak main di sini, kita semua produser pasti pengen main di seluruh Indonesia," ungkap Widyawati.
Baca Juga: Bak Manis Sepah Dibuang, Mbak You Ungkap Tujuan Teddy Pardiyana yang Sesungguhnya!
Diduga alasan film ini tak masuk serentak di seluruh bioskop Tanah Air karena sebagian dialog menggunakan bahasa daerah, sehingga banyak penonton yang nantinya tak paham.
Di samping itu, tampilan teks terjemahan bahasa Sunda ke bahasa Indonesia juga bisa dilakukan pada film tersebut.
Seperti halnya dengan film dari negara asing dan menggunakan bahasa asing yang tayang di Indonesia dengan bantuan teks terjemahan.
Baca Juga: The Jacksons dan Omar Apollo Akan Tampil di BNI Java Jazz Festival 2020
"Kalau saya kan disampaikan beberapa alasannya takut berbahasa Sunda nggak bisa diterima, kan ada teks," ungkap Widyawati.
"Film barat pun bahasanya bahasa Inggris kan ada teks, dan tidak keseluruhan film itu dengan bahasa Sunda," lanjutnya.
Sedangkan bahasa Sunda merupakan bahasa lokal Indonesia yang justru menunjukkan keberagaman dan kearifan lokal Indonesia.
Baca Juga: Andre Taulany Harus Rela Bereskan Kebiasaan Jorok Sule Ini Agar Bisa Dipakai Lagi, Apa?
"Sementara bahasa Sunda itu kan bahasa kita, bahasa dari suku Badui, di mana apa alasannya saya juga nggak ngerti itu cuma main di Jawa Barat," tukas Widyawati.
Ke depannya, Widyawati berharap agar film produksi Indonesia, terutama yang lekat dengan kearifan lokal bisa tembus dan tayang di seluruh bioskop Indonesia.
"Mudah-mudahan ke depannya tidak ada lagi film yang tidak beredar di seluruh Indonesia," tutup Widyawati. (*)