Para pakar kemudian memberi paparan ilmiah bahwa lempeng tektonik Somali, yang membentang dari Mozambik sampai semenanjung di Timur Laut Afrika, terpisah dari lempeng Nubia.
Ahli geologi David Ahede berkata kepada Daily Nation, "Celah Besar membagi Afrika menjadi 2 lempeng."
"Dengan apa yang tengah terjadi saat ini, kami meyakini lempeng yang merupakan lempeng Somali bergerak menjauh dari lempeng lainnya dengan laju 2,5 cm."
"Dalam waktu dekat jika benar terjadi, kita harusnya mempunyai lempeng Somali yang terpisah dari lempeng Nubia.
(Baca juga: Anak Domba Berhasil Lahir dari Rahim Buatan, Apakah Bisa Dipraktekkan pada Manusia?)
David Ahede menegaskan bahwa manusia tidak dapat menghentikan proses geologi karena terjadi dalam kerak Bumi.
Lucia Perez Diaz menulis di The Conversation, fenomena yang terjadi disebutkan beasal dari penipisan litosfer (istilah untuk kerak dan bagian atas mantel Bumi).
Dia menulis, "Di daerah ini, litosfer telah menipis hampir mencapai titik putus."
"Ketika ini terjadi, lautan baru akan mulai terbentuk oleh pemadatan magma yang tercipta akibat lempeng yang rusak."
"Alhasil, selama periode puluhan juta tahun, dasar laut akan berkembang di sepanjang keretakan yang muncul."
(Baca juga: Keren dan Enerjik, Siapa Sangka Pria Ini Pensiunan Berusia 68 Tahun, Rahasia Awet Mudanya Sederhana)
Lucia Perez Diaz turut memaparkan momen yang tidak kalah krusial.
"Lautan akan membanjiri, dan sebagai hasilnya, benua Afrika akan menjadi lebih kecil dan akan ada pulau besar di Samudera Hindia yang terdiri dari bagian-bagian Ethiopia dan Somalia, termasuk semenanjung di Timur Laut Afrika."
Para ahli geologi telah memperingatkan bahwa pihak berwenang perlu melakukan banyak kajian, memperhitungkan kesalahan saat merencanakan jalan baru, jalur kereta, serta beragam infrastruktur.(*)