Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang kakek bernama Ambo Tang ditemukan sudah tak bernyawa pada Jumat (17/01/2020).
Tubuh kurus kakek 75 tahun itu pertama kali ditemukan di dekat tupukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Tarowang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Ambo Tang yang merupakan warga Dusun Punagayya tersebut diduga meninggal karena kelaparan.
Baca Juga: Makin Singset, Inilah 4 Tips Diet Aman Tanpa Harus Kelaparan untuk Miliki Berat Badan Ideal
Kabar ini sendiri ternyata sudah sampai di telinga Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman.
Ditemui pada Sabtu (18/01/2020), Andi mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian ini.
"Kejadian ini sangat menyayat hati, sangat menyedihkan, Ambo Tang meninggal dunia diduga karena kelaparan," ungkap Andi seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Kini, jenazah Ambo Tang pun telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Bontorappo.
Lebih lanjut, Andi memerintahkan stafnya untuk menyalurkan bantuan berupa sembako kepada keluarga almarhum.
Andi tidak mau kejadian yang menimpa Ambo Tang terulang kembali.
"Kami selaku pihak pemerintah seharusnya mendeteksi informasi kondisi keluarganya sebelum kejadian. Saya harap kejadian serupa tidak terulang kembali," ucap Andi.
Hal ini membuat Andi lebih fokus kepada penanganan masalah kemiskinan.
Ia pun turut meminta kepada seluruh bupat untuk mengawasi dan mengarahkan alokasi anggaran ke sektor penanganan fakir miskin lebih besar.
"Kami instruksikan untuk seluruh Bupati dan Wali Kota agar menyisir keluarga fakir miskin serupa dan menunda agresifitas alokasi anggaran fisik konstruksi bukan prioritas jika masalah sosial menjadi momok menakutkan," pintanya.
Menurut Andi, alokasi anggaran untuk penanganan fakir miskin seharusnya memiliki porsi yang lebih besar.
Apalagi jika Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Tarowang, masuk dalam zona perhatian khusus peringkat kemiskinan 10 besar di Sulsel.
Ditelantarkan
Sebagai tambahan informasi, seorang balita bernama Ferisa (1) meninggal dunia setelah ditelantarkan oleh kedua orang tuanya.
Melansir dari Tribun Timur, Ferisa meninggal dunia setelah dilarikan tetangganya ke UGD RSUD Salewangang, Kora Turikale, Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (03/03/2016).
Malang nasib balita ini, jenazahnya justru diurus tetangga.
Pasalnya sang ayah, Abdul latif, justru kabur mengasingkan diri karena takut akan polisi.
“Kami sudah telepon bapaknya, tapi tidak mau datang. Katanya takut sama polisi," kata seorang tetangga, Sitti Rabiul Awal.
Sementara sang ibu diketahui pergi sejak lima hari lalu untuk mencari kerja.
Peristiwa ini sendiri baru terbongkar setelah salah satu tetangga bernama Rabiah tak sengaja mendengar suara tangis balita dari dalam rumah Abdul Latif.
Rabiah pun langsung masuk ke kamar untuk mengecek apa yang terjadi dan kagetlah dia setelah menemukan tiga anak Abdul sudah kurus semua.
"Saya dan keluraga langsung bawa ke rumah sakit dan dapat penanganan medis," ungkapnya.
Sementara lima kakak Ferisa yakni Fitrah (2) Sarina (5), Sandi (7), Sultan (11), Surianti (13) dibawa oleh otoritas sosial Pemkab Maros ke Panti Asuhan Yadi, sekitar delapan kilometer dari Komplek Griya Mitra, Mandai.
Berdasarkan keterangan dokter, Ferisa disebut mengalami malnutrisi.
Ferisa juga diketahui hanya memiliki berat lima kilogram padahal normalnya mencapai 10 kilogram.
(*)