Pesawat yang diperbaiki oleh BJ Habibie ini berhasil terbang pertama kali pada 1995.
( BACA JUGA: Ekspresi Pasrah Vino G Bastian Ketika Wajahnya Dicoret-coret Jizzy, Kocak Banget! )
Pesawat Nurtanio ini tentu memiliki keunggulan dibandingkan dengan pendahulunya, Gatot Kaca.
Seperti yang dikutip Grid.ID dari laman Tribunnews.com, pesawat N219 Nurtanio ini berkemampuan 850 shp dan memiliki daya jelajah 1,580 NM dengan kecepatan maksimum 213 knots.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, setelah uji terbang pesawat N219 di Bandara Husein Sastranegaram Bandung.
Keunggulan pertama dari N219 ini adalah penggunaan teknologi yang sudah banyak ditemui di pasaran.
( BACA JUGA: Selain Anti Depresi, Inilah Manfaat Lain Jantung Pisang Buat Kesehatan )
Sehingga biaya operasi dan pemeliharaannya akan lebih rendah dan menekan harga pesawat menjadi lebih murah.
Pesawat N219 Nurtanio juga dibekali dengan teknologi abionik yang lebih modern dan banyak digunakan di pasaran.
Seperti Garmin G-1000 dengan Fight Management System yang di dalamnya sudah terdapat Global Positioning System (GPS).
Selain itu, N219 juga dilengkapi dengan autopilot serta Terrain Awareness and Warning System.
( BACA JUGA: Dengan Tangan Kosong, Seorang Nenek 78 Tahun Lumpuhkan Perampok Berusia 28 Tahun )
Terrain Awareness and Warning System adalah sebuah alat yang mendeteksi bahwa pesawat ini sedang menuju kepada atau mendekati wilayah perbukitan.
Lebih lanjut, N219 juga memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 knot dan minimum 59 knot.
Itu artinya, pesawat ini masih bisa tetap terkontrol dengan kecepatan rendah.
Ini menjadi satu keunggulan tersendiri, terutama saat memasuki wilayah yang bertebing dan pegunungan. (*)