Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Viral sebuah video memperlihatkan pelanggan wanita marah-marah dan protes di rumah makan Napinandar Malau di Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.
Wanita tersebut terlihat marah-marah lantaran ia harus membayar tagihan sekali makan di rumah makan tersebut sebesar Rp 800 ribu.
Tak terima dengan tagihan tersebut, pembeli akhirnya melayangkan aksi protes.
"Ayam apa ini? Di batu 7 ada makanan kek gini, nggak segini harganya," ujar pembeli seperti yang terlihat dalam video di Instagram @makassar_iinfo, Jumat (17/1/2020).
Penjual ayam pun mengatakan bahwa ayam yang dimakan merupakan ayam kampung, dan memang harganya seperti itu.
"Memang segitu dua ekor ayam kampung. Yaudah kalau gak mau gak usah."
"Siapa suruh makan. Harganya pas!" kata pemilik warung.
Keduanya pun terlihat sempat beradu mulut dan berikukuh dengan argumen masing-masing.
Pembeli yang menilai harga jual itu tak wajar masih terus protes.
Dalam perdebatan tersebut pembeli meminta agar warung menetapkan harga standar yang wajar.
Bahkan si pembeli mengatakan harga tersebut pantasnya diterapkan di hotel berbintang lima.
"Jangan sudah dalam perut kalian bilang segini harganya yang logikalah. Gak logika Rp 800.000," katanya.
Sementara itu melansir dari Tribun Medan pada Minggu (19/1/2020), setelah video di rumah makan tersebut viral, anak pengusaha rumah makan Malau mengatakan bahwa harga tersebut sebenarnya normal.
Menurutnya harga ayam di Napinandar Malau per potong ialah Rp 25 ribu, sementara harga perporsi (termasuk, nasi, potongan timun,tomat dan kuah sop) Rp 35 ribu.
"Jadi, ayam dua ekor menghasilkan 28 potong daging."
"Berhubung saat itu suasana libur Tahun Baru dan di Dairi sedang mewabah penyakit babi, harga ayam kampung melambung tinggi di pasar."
"Harga satu ekor ayam kampung bisa tembus Rp120 ribuan saat itu," kata Lambok, anak pemilik warung Makan Malau, Kamis (16/1/2020).
Oleh sebeb itu, satu porsi ayam di Napinadar naik menjadi Rp 40 ribu.
Menurut pengakuan Lambok, si pembeli datang bersama rombongan yang terdiri lebih dari 10 orang.
"Mereka makan 10 orang. Masing-masing sepotong, berarti sudah Rp 400 ribu."
"Sementara, dua ekor ayam kan 28 potong, ada sisa lagi 18 potong. 18 kali Rp 25 ribu, Rp 450 ribu. Jadi, Rp 850 ribu harusnya membayar."
"Masyarakat luas kan tidak tahu apa yang mereka tambah selama makan," beber Lambok.
Kendati demikian, Lambok juga mengakui kesalahannya lantaran tidak membuat daftar menu dan harga untuk pengunjung.
Namun menurut Lambok, pembeli yang merekam kejadian tersebut juga salah lantaran tak menanyakan harga sebelum makan.
"Mereka juga enggak ada tanya harga. Heran, yang lain kenapa enggak komplain?"
"Rumah makan orang tua saya berdiri sejak tahun 1993," kata Lambok.
Menurut Lambok pihak keluarga juga tak ambil pusing denga viralnya video tersebut, sebab apa yang disampaikan dalam video tidaklah benar.
(*)