Grid.ID - Periode bulanan seorang wanita bisa dikatakan sebagai kondisi yang rumit
Masalah periode bulanan yang paling utama adalah terlambat dan tidak teratur.
Kamu akan terkejut bahwa hampir semua wanita masalah yang sama terkait dengan periode bulanan yang tidak teratur.
Menurut laporan 2011 yang diterbitkan dalam Jurnal Endokrinologi Klins dan Metabolisme, periode tidak teratur adalah kondisi umum yang dialami 5 persen wanita dewasa.
(BACA: Orthosomnia Salah Satu Gangguan Tidur Selain Insomnia, Yuk Kenali! )
Melansir dari laman The Times of India, Grid.ID merangkum beberapa alasan utama yang menyebabkan keterlambatan periode bulanan.
1. Oligomenore
Oligomenore adalah siklus menstruasi dan keseimbangan hormon yang sangat dipengaruhi oleh kebiasaan gaya hidup kamu sehari-hari.
Periode bulanan yang tidak teratur berarti ada kesenjangan yang lebih dari 36 hari.
Pada dasarnya, siklus bulanan yang norma pada seorang wanita adalah kurang dari 28 hari atau lebih dari 24 hari.
2. Aktivitas yang berlebihan
Olahraga yang teratur memang sangat penting untuk gaya hidup sehat.
Tetapi olahraga berlebiha bisa memberi tekanan ekstra pada kelenjar tiroid, adrenal dan pituitari kamu.
Jadi wanita yang mulai berola raga dengan cepat pada intensitas tinggi bisa mempengaruhi periode bulanan mereka.
(BACA: Jarang Diperhatikan, 9 Bagian Tubuh Ini Ternyata Paling Cepat Terlihat Tua )
3. Diet yang buruk
Diet rendah nutrisi dapat membebani kelenjar adrenal dan tiroid.
Asupan tinggi gula, lemak dan zat adiktif buatan yang mengandung pestisida terkait dengan gangguan terhadap kelenjar tiroid dan adrenal.
Pengaruh ini akan meningkatkan tingkat kortisol.
Tingkat kortisol dapat menghambat fungsi optimal hormon esensial yang dapat menunda menstruasi kamu.
4. Tingkat stres yang tinggi
Ketika kamu mengalami stres dalam waktu yang lama, maka tubuh akan mulai menghemat energi dan mencegah ovulasi.
(BACA: Nggak Pakai Ribet, yuk Intip Cara Membuat Ramuan Pemanjang dan Penguat Rambut )
Peristiwa traumatis juga dapat menyebabkan gangguan pada adrenal yang dapat mengganggu produksi hormon estrogen. (*)