Di sanalah ia menemukan inspirasi untuk menciptakan sebuah lagu.
Lagu Bengawan Solo memiliki popularitas tersendiri di luar negeri, terutama di Jepang.
Bahkan Bengawan Solo sempat digunakan dalam salah satu film layar lebar di Jepang.
Dikutip Grid.ID dari laman National Geographic pada 21 Oktober 2015, lagu Bengawan Solo ini telah diterjemahkan setidaknya dalam 13 bahasa.
Seperti bahasa Inggris, Rusia, Mandarin hingga bahasa Jepang.
Sebelum meninggal dunia, Gesang tinggal di Jalan Bedoyo nomor 5 Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo.
Pada awalnya, Gesang bukanlah seorang pencipta lagu.
Dulunya, ia hanya seorang penyanyi lagu-lagu keroncong untuk acara kecil-kecilan saja di Solo.
Beberapa lagu yang ia ciptakan di antaranya Keroncong Roda Dunia, Keroncong Si Piatu dan Sapu Tangan pada masa Perang Dunia II.
Sayangnya tiga lagu ini mendapatkan sambutan yang tidak cukup baik dari masyarakat.
Penghargaan datang bukan dari pemerintahan Indonesia sendiri, melainkan Jepang.
Gesang sangat dihargai di Jepang.