Find Us On Social Media :

Mengenang Gesang, Sang Maestro Keroncong yang Hampir Terlupakan dan Tergilas Zaman

By Violina Angeline, Minggu, 1 April 2018 | 21:29 WIB

Gesang, pencipta lagu Bengawan Solo | youtube

Sebagai bentuk penghargaan atas jasanya terhadap perkembangan musik keroncong, pada tahun 1983 Jepang mendirikan Taman Gesang di dekat Bengawan Solo.

Pengelolaan taman ini didanai oleh Dana Gesang, sebuah lembaga yang didirikan untuk Gesang di Jepang.

Gesang meninggal pada Kamis (20/05/2010) di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta setelah menjalani perawatan sejak satu hari sebelumnya.

Di era millennials ini, mungkin nama Gesang memang semakin terasa jauh karena tergilas oleh zaman.

Meski begitu, Gesang masih tetap hidup dalam sebuah buku yang berjudul Gesang Sang Maestro.

Seperti yang dikutip Grid.ID dari laman Kompas pada 21 Februari 2011, Kastoyo Ramelan yang merupakan seorang mantan wartawan di beberapa majalah Indonesia mencoba menghadirkan kembali sosok Gesang di tengah masyarakat Solo.

Dalam buku itu, Kastoyo menceritakan tentang kisah hidup Gesang sebagai seorang maestro keroncong.

Baik deritanya, kebahagiaannya hingga kekayaannya sebagai seorang komponis legendaris di Indonesia.

Peluncuran buku tentang Gesang diselenggarakan oleh Yayasan Gesang Jakarta.

(BACA: Kisah Hidup Musisi Legendaris Chrisye Tertutup Oleh Media, Ini Pengakuan Istri, Damayanti Noor)

Didit Bagus Pratando selaku Ketua Yayasan Gesang mengaku bersyukur karena buku biografi Gesang ini akhirnya bisa terwujud.

Selain dalam bentuk buku, Gesang juga kembali hadir dalam bentuk film dokumenter.

Dikutip Grid.ID dari laman National Geographic, untuk menghormati mendiang Gesang, Galeri Indonesia Kaya bersama Marselli Sumarmo mempersembahkan sebuah film dokumenter untuk mengenang Sang Maestro Keroncong tersebut.

Film yang bertajuk Gesang Sang Maestro Keroncong ini menceritakan riwayat hidup Gesang sebagai sosok yang telah berjasa dalam perkembangan musik keroncong Indonesia.

Film ini dibuat dengan harapan akan membuat para penikmat seni semakin mengenal tokoh budaya bangsa dan terinspirasi untuk terus melestarikan musik asli Indonesia. (*)