Laporan Wartawan Grid.ID, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Malang nasib kakek 75 tahun asal Dusun Punagayya, Desa Bontorappo, Tarowang, Jeneponto, Sulawesi Selatan ini.
Usai ditemukan tewas di tumpukan batu gunung di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Jumat (17/01/2020) kemarin, tubuh kurus kakek Ambo Tang terpaksa digotong keluarga menggunakan sarung.
Hal tersebut dilakukan pihak keluarga lantaran pihak Desa Bonyorappo diduga enggan meminjamkan mobil ambulans siaga desa.
"Padahal saat penemuan jenazah Ambo Tang, Kepala Desanya datang dengan mengendarai mobil ambulans. Jadi terpaksa digotong menggunakan sarung,” kata seorang keluarga korban, Sahabuddin, seperti yang dikutip Grid.ID dari Tribun Jakarta.
Baca Juga: Rio Ramadhan Mengaku Benar-Benar Pacaran dengan Kekeyi, Nikita Mirzani : Eh Lu Nggak Usah Munafik!
Lebih lanjut, Sahabuddin menceritakan, pihak keluarga saat itu langsung mendatangi lokasi setelah mendapatkan kabar kakek Ambo Tang ditemukan sudah tidak bernyawa.
Pasalnya, kakek Ambo Tang sendiri sempat menghilang dari rumah sejak Rabu (15/01/2020).
Keluarga kemudian menggotong jenazah kakek Ambo Tang dengan sarung secara bergotong royong bergantian setiap berjalan sejauh 10 kilometer.
Padahal jalur yang ditempuh untuk sampai ke rumah duka tidaklah mudah, mereka harus melintasi perbukitan yang terjal.
Sering Lupa Jalan Pulang
Dikatakan Sahabuddin, kakek Ambo Tang sendiri memang sudah pikun.
Kakek Ambo Tang juga sering meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan anaknya.
Dan ketika keluar dari rumah, kakek Ambo Tang tak jarang lupa jalan untuk pulang.
Terakhir pada Rabu (15/01/2020) kemarin, kakek Ambo Tang diketahui meninggalkan rumah hingga akhirnya ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa Jumat (17/01/2020).
"Diduga karena pikun, Ambo Tang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga pada akhirnya tersesat dan baru ditemukan keesokan harinya dalam kondisi telah meninggal dunia," kata Sahabuddin, Minggu (19/1/2020
Tewas Kelaparan
Seperti yang diberitakan Kompas.com sebelumnya, kakek 75 tahun tersebut diduga meninggal dunia karena kelaparan.
Dugaan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman kepada wartawan.
"Kejadian ini sangat menyayat hati, sangat menyedihkan, Ambo Tang meninggal dunia diduga karena kelaparan," ungkapnya pada Sabtu (18/01/2020).
Hal ini membuat Andi memerintahkan stafnya untuk menyalurkan bantuan berupa sembako kepada keluarga almarhum.
"Kami selaku pihak pemerintah seharusnya mendeteksi informasi kondisi keluarganya sebelum kejadian. Saya harap kejadian serupa tidak terulang kembali," ucap Andi.
Ia juga meminta kepada seluru bupati dan wali kota di Sulsel lebih serius dalam penanganan warga miskin.
"Kami instruksikan untuk seluruh Bupati dan walikota agar menyisir keluarga fakir miskin serupa dan menunda agresifitas alokasi anggaran fisik konstruksi bukan prioritas jika masalah sosial menjadi momok menakutkan," pintanya.
(*)