(Usaha Desainer Indonesia Wignyo Rahadi dalam Memperkenalkan Tenun Pringgasela di Mata Dunia )
Sesuai dengan ciri khas etmik dan gaya Bohemian Ghea, maka gaya-gaya busana yang ditampilkannya di atas panggung mode adalah gaya mix and match yang nyaman dan timeless.
Kesan tradisi Batak juga makin terasa dengan pemilihan bahan, selain menggunakan kain tenun Ulos, Ghea juga menambahkan kain print Ulos di atas bahan-bahan yang wearable seperti satin, sifon, organza, dan jersey.
Nuansa Batak makin terasa dengan iringin musik khas Batak serta motif yang diangkat oleh sang desainer seperti motif Gorga yang banyak ditemukan pada kain maupun rumah adat Batak yang memiliki arti perlindungan.
Hasilnya rancangan Ghea kali ini ditujukan bukan hanya kepada pencinta mode Tanah Air, melainkan juga kepada para pengrajin Ulos di Tanah Batak.
Lewat koleksinya tersebut, Ghea juga ingin menunjukan bahwa kain tradisi tidak hanya dapat digunakan pada acara-acara seremonial adat Batak saja, tetapi bisa diangkat menjadi busana yang lebih modern. (*)