Kendala dalam proses penangkapan pelaku sendiri, dikatakan Jenny, ada pada jaringan Hasan yang luas sehingga dapat mendeteksi kedatangan polisi.
Pasalnya seperti yang diketahui, Hasan sendiri merupakan Ketua Ikatan Gay Tulungagung (IGA@TA) yang jumlah anggotanya disebut-sebut mencapai 500 orang.
"Tapi ya mungkin dia ini bosnya (ketua ikatan gay tulungagung) jadi kayak ditutupi sama (teman) komunitas," terang Jenny.
Namun kondisi itu tak membuat personelnya hilangan akal.
Pengintaian justru semakin gencar dilakukan.
Anggota telik sandi pun disebar hingga keberadaan Hasan akhirnya terlacak.
Laki-laki gemulai yang dalam kesehariannya dipanggil Siti oleh pedagang sekitar itu ternyata bersembunyi di warung kedai kopi tempatnya bekerja.
"Ternyata sembunyi di rumah Mami Ida, pemilik warkop, ini perempuan," jelas Jenny lebih lanjut.
Penangkapan Hasan oleh personel Polda Jatim ini membuat para pedagang di sekitar tempat pelaku bekerja di Pasar Burung Beji pun terkejut.
Mereka tidak menyangka sosok Hasan yang dikenal tidak neko-neko justru menjadi predator seks anak.
Walau sebenarnya, dikatakan salah satu pedagang di sana, Hasan pernah direkrut untuk menjadi pekerja seks waria namun menolak.
"Dia itu pernah diajak jadi pekerja seks waria, tapi dia menola," kata salah satu pedangang, seperti yang dikutip dari Surya.co.id.
"Tapi ternyata malah jadi predator anak," lanjutnya.
(*)