Find Us On Social Media :

6 Tahapan untuk Menjadi Seorang Sniper, Tak Harus Punya Bakat atau Jago Menembak Tepat Sasaran

By Linda Fitria, Selasa, 3 April 2018 | 16:42 WIB

Spotter dan sniper dalam latihan | science

Grid.ID- Kalian sering mendengar kisah hebat seorang sniper dalam berbagai palagan pertempuran bukan?

Mereka hebat karena dulunya sudah dilatih keras saat masuk pendidikan sekolah sniper.

Latihannya pun berbeda dengan tentara reguler lainnya, keras dan disiplin.

Berikut ulasannya.

6. Calon Sniper Tak Harus Punya Bakat atau Jago Menembak Tepat Sasaran

Semua calon sniper haruslah anggota angkatan bersenjata sebuah negara.

Pastinya kita berpikir jika menjadi seorang sniper haruslah jago menembak tepat sasaran bukan? jawabannya tidak!

(BACA : Punya Banyak Kelebihan, Simak Review Penggunaan iPad 2018 Setelah 48 Jam Pemakaian)

Jika hanya jago menembak tepat sasaran banyak prajurit di setiap cabang angkatan bersenjata dipastikan hampir bisa menembak tepat sasaran.

Kualifikasi sniper bukan hanya sekedar menembak tepat sasaran namun ia juga harus mempunyai tanggung jawab besar kepada moral pasukannya.

Jadi, pelatih akan mengambil calon siswa sniper melalui sikapnya dan yang terpenting ia cepat mengambil keputusan terbaik saat keadaan darurat sekalipun tanpa menghubungi komandannya.

5. Digembleng Secara Fisik dan Mental

Selama dua bulan siswa calon sniper yang telah dipilih dan diseleksi secara ketat akan menjalani pelatihan di sekolah sniper.

Di sekolah sniper setiap harinya fisik mereka digembleng supaya mempunyai daya tahan maksimal saat nantinya terjun ke palagan pertempuran.

Fisik yang baik juga akan membentuk mental yang baik.

(BACA : Asus Tunda Pembaruan Android 8.0 Oreo untuk Dua Seri Ponselnya)

Setiap harinya para siswa sniper ini selalu mengasah skill menembak jarak jauhnya, ibarat kata menembak adalah makanan sehari-hari mereka.

Terkadang pelatih akan membuat semacam game simulasi di mana siswa sniper harus menembak penyandera yang akan mengeksekusi sanderanya tepat sasaran dan waktu.

4. Harus Paham Betul Fenomena Alam Sekitarnya

Ini wajib dikuasai oleh seorang sniper.

Seorang sniper harus tahu cara menghitung kecepatan angin, kelembaban udara dan jarak sasarannya.

Karena semua itu akan mempengaruhi laju peluru yang akan ditembakkannya.

Jika ia tak menguasai ketiga hal di atas maka bisa dikatakan ia bukan seorang sniper.

3. Markmanship (Keahlian Menembak)

(BACA : Terapkan Gaya Hidup Sehat dengan 5 Aplikasi Gratis Terbaik Berikut Ini)

Sudah tentu keahlian menembak tingkat dewa yang dimiliki oleh sniper tidak datang begitu saja, selain berlatih terus menerus, pemahaman ilmu balistik yang dalam adalah faktor yang sangat mempengaruhi skill menembak sniper yang terkenal itu.

Markmanship adalah dasar menembak tepat sasaran secara efektif.

Siswa sniper selalu menggunakan ukuran akurasi bernama Minute of Angle (MOA).

Adanya MOA karena semakin jauh jarak tembaknya maka akan semakin rendah akurasinya karena arah angin, gravitasi bumi dan faktor alam lainnya (inilah sebab seorang sniper harus paham betul fenomena alam) faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi laju peluru untuk mengenai sasaran.

Rumusan dasar dari MOA adalah 1.047 inch setiap 100 yards, atau pada situasi khusus adalah 1 inch setiap 100 yard.

Itu berarti setiap peluru terbang dengan jarak 100 yard, keakuratan akan berkurang sebesar 1 inch

Jadi seorang sniper tidak asal bidik dan dor saja!

(BACA : Mengintip Kisah Cinta Nelson Mandela dan Winnie Madikizela yang Harus Berpisah Karena Pengkhianatan)

2. Observation Training (Pengamatan)

Observasi Training ini untuk melatih tingkat intelijensia para siswa sniper.

latihannya ialah para pelatih akan meletakkan beberapa benda macam peluru, penjepit kertas, tutup botol, pulpen dan selembar kertas dengan daftar isi nama 10-20 barang.

Lalu para siswa akan disuruh berkumpul dan memperhatikan barang-barang di atas meja tersebut selama kurang dari satu menit.

Selanjutnya mereka akan disuruh kembali ke tempat duduk dan mendeskripsikan semuanya yang mereka lihat di meja itu.

Para siswa tak boleh menyebut peluru jika ia melihat peluru ia harus mendeskripsikan sebagai : silinder silver berisi bubuk mesiu dan seterusnya.

Begitu pula dengan barang lainnya, setiap hari mereka disuruh melakukan observation training dan barang-barang yang dideskripsikan semakin banyak.

Metode ini diyakini dan telah terbukti untuk menajamkan insting intel para sniper karena tugas mereka tak jauh-jauh juga dari misi intelijen.

(BACA : Intip yuk Teaser Ponsel Baru dari OnePlus yang Diluncurkan Bulan Mei Nanti)

1. Stalking (Pengintaian)

Ini bukan stalking media sosial mantan lho ya!

Stalking dalam sekolah intelijen ialah cara bagaimana berkamuflase dengan vegetasi alam sekitar (menyaru) untuk mendekati objek sasarannya dengan sembunyi-sembunyi.

Termasuk bagaimana bergerak pelan-pelan, sabar dan metodis ketika mendekati sasarannya.

Bahkan di sini sniper bisa saja berbaring berhari-hari demi mengintai suatu objek atau untuk mencegah keberadaannya terdeteksi musuh.

Dalam latihan, pelatih akan berpura-pura sebagai target sasaran.

Siswa diharuskan mendekati pelatihnya dengan teknik-teknik kamuflase yang sudah diajarkan tanpa ketahuan.

Jika ketahuan akan gagal lulus dari sekolah sniper dan siswa harus mengulang lagi semuanya dari awal.(*)