Grid.ID - Motor atau skuter matic masih menjadi jenis sepeda motor terlaris di Indonesia sepanjang 2017.
Data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) menyebutkan ada 4.509.154 unit skutik yang terjual dari Januari hingga November.
Jumlah ini setara dengan 82,43 persen penjualan motor secara keseluruhan. Sepanjang 2017, dari lima motor skutik terlaris, empat teratas ditempati Honda.
Posisi pertama ditempati Honda Beat eSP dengan jumlah penjualan mencapai 1.624.479 unit.
Sementara itu, posisi kedua hingga keempat masing-masing ditempati Scoopy eSP, Vario 125 eSP, dan Vario 150 eSP.
Yamaha Mio M3 125 CW menjadi satu-satunya produk skutik selain Honda yang masuk lima besar.
Sepanjang 2017, data AISI mencatat ada 262.900 unit Mio M3 125 CW yang terjual di seluruh Indonesia.
Mengendarai motor matic pun juga ada triknya agar mesin tidak lekas rusak dan onderdilnya tidak lekas aus.
Inilah 6 kesalahan pengedara motor matic.
1. Asal gas dan rem
Menurut Pardiman, mekanik bengkel spesialis matic, Takutic, Kebagusan, Jakarta Selatan, motor matic tidak boleh sembarang gas lalu rem karena bisa bikin usia part lebih cepat aus.
"Enggak bolehnya pas lagi keadaan gas pol atau rpm tinggi, tiba-tiba ngerem, apalagi pakai rem belakang," kata Pardiman yang dikutip GridOto.com, beberapa waktu lalu.
Jika hal itu dilakukan, bisa berefek kerusakan pada bagian dalam CVT.
"Ketika kondisi digas, kampas kopling menjepit rumah kopling agar berjalan, posisi rumah kopling langsung ke as roda, sehingga roda bisa berputar dan ketika direm maka rumah kopling akan ikut berhenti juga," ucap Pardiman.
"Maka dalam posisi kencang langsung rem, rumah kopling dipaksa berhenti akan timbul gesekan berlebih dan semakin lama timbul panas yang tidak wajar," lanjutnya.
Part yang lebih pendek usianya yaitu kampas kopling ganda, rumah kopling ganda dan roller peang.
(Wow! Harga Satu Cangkir Teh Ini Bisa Buat Beli Sepeda Motor Matic! Apa Istimewanya sih?)
2. Menarik bukaan gas terlalu banyak ketika melewati tanjakan
Ketika melewati jalan menanjak tentunya kendaraan berada pada posisi melawan gravitasi.
Sebaiknya buka gas dengan cara bertahap untuk mendapatkan tenaga maksimal.
3. Menarik gas sambil menarik rem
Kondisi ini terutama saat menghadapi kemacetan.
Pengendara motor matik kerap kali menahan gas sambil menarik tuas rem.
Hal ini akan membuat kampas kopling cepat habis karena kampas kopling berputar terus saat gas ditarik.
4. Menarik tuas rem belakang saat jalanan menurun
Sebaiknya, prioritaskan penggunaan rem depan terlebih dahulu ketika melewati jalanan turunan.
Penggunan rem dapat dapat menahan daya dorong motor yang lebih besar ke depan saat jalan menurun.
Kemudian, ikuti dengan penggunaan rem belakang agar motor tetap seimbang.
5. Tidak teratur ganti oli gardan, busi, dan filter udara
Penggantian oli mesin, oli transmirsi, busi, dan filter udara sebaiknya rutin dilakukan.
Oli transmisi sebaiknya diganti setiap jarak tempuh kelipatan 8.000 km.
Oli transmisi berfungsi untuk melindungi gesekan serta menjaga kinerja komponen pada transmisi.
Sedangkan busi dan filter berfungsi