Find Us On Social Media :

Gebrakan Nadiem Makarim, Kampus Merdeka: Mahasiswa Boleh Belajar di Luar Kampus Selama 2 Semester dan di Prodi Lain 1 Semester!

By Arif Budhi Suryanto, Minggu, 26 Januari 2020 | 13:54 WIB

Gebrakan Nadiem Makarim, Kampus Merdeka: Mahasiswa Boleh Belajar di Luar Kampus Selama 2 Semester dan di Prodi Lain 1 Semester!

Baca Juga: Ucapkan Selamat Hari Raya Imlek 2020, Annisa Pohan Tampil Anggun dalam Balutan Kebaya Warna Peach, Netizen: Calon Ibu Presiden!

"Setiap kegiatan yang dipilih mahasiswa harus dibimbing oleh seorang dosen yang ditentukan kampusnya," pungkas Nadiem.

Sebagai tambahan informasi, ini bukanlah kali pertama gebrakan Nadiem di sistem pendidikan Indonesia.

Seperti yang diberitakan Kompas sebelumnya, Nadiem pernah menggebrak dunia pendidikan dengan menghapus Ujian Nasional untuk pendidikan dasar dan menengah.

Baca Juga: Tetap Ingin Menolong Meski Sempat Merinding saat Temukan Kotoran Manusia dan Anak Tikus di Rambut Gimbal Sukiyah, Relawan ACT Salatiga Ini Dihadiahi Umrah Gratis!

Sebagai gantinya, Nadiem akan menerapkan kebijakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter mulai tahun 2021.

Dijelaskan Nadiem, Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi) dan penguatan pendidikan kartakter.

Kemampuan literasi dan numerasi adalah 2 komponen penting yang perlu diukur dan menjadi kompetensi minimum bagi siswa untuk belajar.

Baca Juga: Pertama Kali Lihat Putrinya, Charlize Theron Syok Anaknya Miripnya Kadal Kecil, Kenapa?

"Ini adalah 2 hal yang menyederhanakan asesmen kompetensi yang akan dilakukan pada tahun 2021," terang Nadiem.

Selanjutnya untuk survei karakter, Nadiem mengungkapkan itu akan menjadi tolok ulur untuk umpan balik demi perubahan siswa yang lebih bahagia dan lebih kuat azas Pancasila-nya dalam sekolah.

Dalam pelaksanaannya, Kemendikbud bersama Dinas Pendidikan masing-masing daerah akan melakukan survei karakter seperti dengan memnberi implementasi gotong royong, level toleransi di sekolah, tingkat kebahagiaan dan tingkat perundungan di sekolah.

(*)