Grid.ID – Virus corona pertama kali diidentifikasi berasal dari kota Wuhan, China.
Adapun virus yang disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah ( SARS) ini telah menjangkiti 1.300 orang dan membunuh 41 orang di China.
Pemerinta Beijing memutuskan untuk mengisolasi kota Wuhan sejak 23 Januari 2020.
Seluruh jenis transportasi menuju dan keluar dari Wuhan dihentikan.
Sebagian besar warga Wuhan ada yang sudah mengungsi ke luar kota bahkan ke luar negeri sebelum kota Wuhan diisolasi.
Sayangnya, masih ada sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang ternyata masih terjebak di sana.
Salah satunya Fadil, mahasiswa asal Indonesia yang menuntut ilmu di Wuhan.
Melalui sambungan telepon dalam tayangan Kompas TV, Fadil menceritakan bagaimana suasana kota Wuhan selama masa isolasi.
“Kondisi di kota Wuhan pasca diimbau pemerintah tanggal 23 Januari 2020 bahwa kota Wuhan sementara di lock down dimana akses keluar masuk transportasi darat dan udara itu ditutup sementara di Wuhan.”
“Kami sendiri mahasiswa Indonesia yang ada di Wuhan sekarang ini ada 93 orang,” kata Fadil.
Baca Juga: Diduga Positif Corona, Begini Kondisi Pasien yang Diisolasi di RSPI
Selama masa isolasi, Fadil dan mahasiswa lainnya hanya melakukan aktivitas di dalam ruangan.
“Hal yang bisa kami lakukan adalah kami mengikuti imbauan dari pemerintah Wuhan dan juga KBRI Beijing dimana kami untuk mengurangi aktivitas di luar asrama jadi kami menghabiskan waktu di dalam kamar saja.”
Pemerinta Beijing belum dapat memastikan batas masa isolasi untuk warga yang masih berada di Wuhan.
Beredar kabar bahwa bahan baku makanan untuk warga di sana mulai menipis.
Fadil mengatakan dia dan teman seasramanya masih sempat berbelanja di warung kelontong sekitaran kampus.
Kendati begitu, proses mengolah makanan hanya diperbolehkan dilakukan di dalam ruangan.
“Untuk makanan kami sudah menyimpan bahan baku, kita berbelanja sendiri di toko-toko terdekat yang mana kita masak sendiri di kamar asmara. Karena ada imbauan jangan makan di luar yang tidak higienis,” ceritanya.
Cerita Fadil, di lingkungannya belakangan ini mulai disemprotkan cairan desinfektan guna meminimalisir penyebaran virus corona.
“Menurut informasi tepat dua hari lalu pemerintah sudah menyebarkan cairan desinfektan ke udara yang katanya untuk membunuh virus itu,” kata Fadil.
Fadil dan mahasiswa Indonesia lainnya pun berharap dapat segera dievakuasi dari Wuhan.
Perhimpunan pelajar Indonesia di Wuhan sudah mencoba melakukan komunikasi dengan KBRI Beijing, namun hingga kini belum ada kepastian perihal evakuasi.
“Perhimpunan pelajar Indonesia Tiongkok cabang Wuhan sudah berkomunikasi langsung dengan pihak KBRI Beijing.”
“KBRI Beijing juga sudah mengeluarkan surat imbauan untuk kita mahasiswa Indonesia untuk tetap tenang di rumah tidak melakukan aktivitas namun kita berharap untuk bisa segera dievakuasi keluar dari Wuhan,” papar Fadil.
(*)