Selain itu, meski bermerek “milenial”, namun Viza menyebut tidak membatasi hanya untuk milenial saja, melainkan seluruh generasi masyarakat.
“Bukan untuk yang muslim saja. Kristen, Buda, Hindu, atau lainnya semuanya bisa ikutan. Ini untuk rahmatan lil alamin”, lanjut pria asal Yogyakarta tersebut.
Selain Sound of Humanity, ada pula Humanitalk. Swietenia Puspa, Dila Hadju, Dhiti Sofia, Marsya Nurmaranti, Syamsul Ardiansyah, Adhe Indra Saputra dan Benny mengupas habis bicang hangat Humanitalk dalam isu lingkungan, kebencanaan, serta kerelawanan.
Pada sesi tersebut, beberapa komunitas relawan hadir untuk berbincang dengan tema “Youth for the Earth”, di Amphiteather M Bloc Space, Minggu (26/1/2020).
Pada sesi Humanitalk sesi 1, Syamsul selaku Manajer Program Lingkungan Dompet Dhuafa, menyampaikan sebelum mengenal minyak tanah, orang tua atau nenek moyang zaman itu telah lebih dahulu memakai energi terbarukan.
Isu energi terbarukan, menurutnya, menjadi kontras dengan isu penggunaan bahan bakar fosil sepeti bensin, atau bahan lainnya.
Untuk mengatasinya, yaitu dengan melakukan dua hal. Pertama adaptasi, yaitu dengan mempelajari situasi kemudian beradaptasi.
Kedua mitigasi, yaitu dengan mengubah pola konsumsi manusia terhadap plastik dan bahan bakar fosil.
Selain itu Dilah Hadju, selaku Founder Tumbuh Hijau Urban menyampaikan, kegiatan komunitasnya kini lebih fokus pada anak-anak muda.