Grid.ID - Mengawali 2020, Dompet Dhuafa kembali menggelar Jakarta Humanity Festival (Jakhumfest) 2020.
Dompet Dhuafa adalah lembaga Filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welasasih) dan wirausaha sosial.
Bulan Kemanusiaan yang Dompet Dhuafa kemas tahun ini dengan Humanesia menghadirkan Humanitalk, Workshop, Bazaar Prelove, dan Sound of Humanity.
Baca Juga: Nyawa Artis FTV ini Melayang karena Kanker Lidah, Waspada Makanan Panas Bisa Jadi Pemicunya!
Acara tersebut pun telah sukses diselenggarakan dan berakhir pada Minggu 26 Januari 2020.
Sejumlah musisi dan pembicara memeriahkan puncak dari bulan kemanusiaan tersebut.
Seperti Navicula, V1MAST dan Chiki Fawzi, yang mengisi kemeriahan panggung Sound of Humanity.
Hadir sebagai “Guest Star”, V1MAST menggetarkan panggung Jakhumfest 2020 di M Bloc, Jakarta, Minggu (26/1/2020).
V1MAST mengajak para penonton untuk ikut dalam dalam campaign-nya bersama Dompet Dhuafa untuk warga Palu, yaitu “Milenial Bangun Masjid”.
“Kawan-kawan di sini yang belum ikut nyumbang Milenial Bangun Masjid silahkan ke Dompet Dhuafa”, ajak Viza L. Mahasa di tengah jeda lagunya.
Ia juga mengutarakan, program MBM bukan hanya untuk warga muslim saja, melainkan semuanya, tak memandang apa pun agamanya.
Selain itu, meski bermerek “milenial”, namun Viza menyebut tidak membatasi hanya untuk milenial saja, melainkan seluruh generasi masyarakat.
“Bukan untuk yang muslim saja. Kristen, Buda, Hindu, atau lainnya semuanya bisa ikutan. Ini untuk rahmatan lil alamin”, lanjut pria asal Yogyakarta tersebut.
Selain Sound of Humanity, ada pula Humanitalk. Swietenia Puspa, Dila Hadju, Dhiti Sofia, Marsya Nurmaranti, Syamsul Ardiansyah, Adhe Indra Saputra dan Benny mengupas habis bicang hangat Humanitalk dalam isu lingkungan, kebencanaan, serta kerelawanan.
Pada sesi tersebut, beberapa komunitas relawan hadir untuk berbincang dengan tema “Youth for the Earth”, di Amphiteather M Bloc Space, Minggu (26/1/2020).
Pada sesi Humanitalk sesi 1, Syamsul selaku Manajer Program Lingkungan Dompet Dhuafa, menyampaikan sebelum mengenal minyak tanah, orang tua atau nenek moyang zaman itu telah lebih dahulu memakai energi terbarukan.
Isu energi terbarukan, menurutnya, menjadi kontras dengan isu penggunaan bahan bakar fosil sepeti bensin, atau bahan lainnya.
Untuk mengatasinya, yaitu dengan melakukan dua hal. Pertama adaptasi, yaitu dengan mempelajari situasi kemudian beradaptasi.
Kedua mitigasi, yaitu dengan mengubah pola konsumsi manusia terhadap plastik dan bahan bakar fosil.
Selain itu Dilah Hadju, selaku Founder Tumbuh Hijau Urban menyampaikan, kegiatan komunitasnya kini lebih fokus pada anak-anak muda.
Terutama yang di sekolah. Menurutnya, kesadaran akan lingkungan harus ditanamkan kepada masyarakat sedini mungkin.
"Di Indonesia ada 4.000 lebih kegiatan kerelawanan. Tumbuh Hijau Urban mulai bergerak tahun 2010. Namun secara resminya lahir di tahun 2017. Kegiatan kami lebih banyak kepada anak-anak sekolah. Karena kami meyakini kesadaran sejak dini sangatlah penting,
Pada sesi bincang-bincang (Humanitalk), Manajer program Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Dithi Sofia juga menyampaikan, pengelolaan sampah di negara-negara maju lebih baik dibanding dengan negara-negara berkembang.
faktor supaya diet kantong plastik terlaksana adalah melalui advokasi, edukasi masyarakat, dan peraturan penguasa.
Dari situ disimpulkan bahwa untuk mengatasi masalah sampah, harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga: Kerja Keras karena Suami Dipenjara, Istri Rio Reifan Akhirnya Keguguran
Ada lima jenis sampah plastik sekali pakai yang menjadi problem utama, yaitu kantong plastik, kemasan makanan, styrofoam, sedotan, dan scrub.
Tenia selaku pendiri Divers Clean Action, mengatakan jika laut sudah penuh dengan sampah, ikan-ikan di dalamnya pasti akan tercemar serta ekosistemnya tidak akan sehat.
Sedangkan di Indonesia masyarakat banyak yang hidupnya dari laut, seperti nelayang-nelayan di pesisir.
Hal tersebut juga tidak lepas dari fenomena banyaknya pihak yang mulai peduli akan isu-isu kemanusiaan maupun kebencanaan.
Sejak tahun 2019, Jakhumfest pertama kali digelar dengan mengajak para millenial untuk lebih peduli pada isu-isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan melalui berbagai aktivitas.
Kampanye kebaikan yang berlangsung sejak akhir tahun lalu tersebut, menyerukan gerakan untuk berbagi kepada sesama yang tengah dirundung kesusahan maupun bencana.
Pada Humanesia tahun ini, Dompet Dhuafa mengangkat tiga isu sekaligus sebagai progam utama.
Ketiga program tersebut ialah pembangunan Rumah Tetap (Runtap) untuk penyintas gempa Palu dan banjir bandang Lebak, lalu ada progam penyediaan dapur kemanusiaan untuk anak-anak penyintas di Palestina, dan ketiga ada progam hadiah untuk teman disabilitas.
Selain mengampanyekan program tersebut, Dompet Dhuafa mengusung isu kemanusiaan dan lingkungan, untuk menggugah masyarakat, khususnya generasi milenial, agar peduli terhadap lingkungan, serta sesama yang masih membutuhkan.
Dalam acara ini panitia memberlakukan tiket donasi seharga Rp. 50.000,-.
Hasil penjualan tiket donasi tersebut sepenuhnya akan disalurkan untuk program kemanusiaan Dompet Dhuafa seperti Rumah Tetap untuk Palu dan Lebak, Banten, serta program lainnya.
(*)