Laporan Wartawan Grid.ID, Mia Della Vita
Grid.ID - Seiring bertambahnya jumlah korban virus corona, pekerjaan tim medis semakin berat.
Pegawai rumah sakit di Wuhan bahkan harus menggunakan popok dewasa karena tidak punya waktu untuk menggunakan kamar mandi.
Di samping itu, alasan staf media mengenakan popok karena keterbatasan pakaian pelindung.
Jika mereka akan ke buang air kecil, pakaian pelindung harus dilepaskan dengan cara dirobek.
Sementara itu, tim medis tidak bisa mendapatkan pakaian pelindung yang baru karena kurangnya persediaan.
Selain jas pelindung, rumah sakit juga mulai kehabisan pasokan alat pelindung lainnya, seperti masker bedah dan kacamata pelindung.
"Kami tahu bahwa pakaian pelindung yang kami kenakan bisa menjadi yang terakhir yang kami miliki."
"Kami tidak mampu membuang apa pun," kata seorang dokter Rumah Sakit Union Wuhan di Weibo.
Banyaknya pasien dan pekerjaan yang melelahkan membuat mental staf medis menurun.
Baca Juga: Korban Virus Corona Terus Melonjak Tajam, Perawat Cantik Ini Sampai Harus Gunduli Kepalanya!
Tidak sedikit dokter yang merasa khawatir dirinya akan terinfeksi virus corona dari pasien yang ditanganinya.
Menurut seorang terapis yang berbasis di Beijing, Candice Qin, sudah ada seorang dokter yang terinfeksi oleh seorang pasien.
Dokter tersebut merasa hancur dan mengisolasi dirinya di apartemennya tanpa memberi tahu orang tuanya.
"Aku pikir ini merupakan tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental."
"Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia," kata Qin dikutip dari Business Insider, Selasa (28/1/2020).
Mengutip Washingtonpost, Selasa (28/1/2020), ada juga seorang dokter spesialis yang meninggal karena kelelahan merawat pasien.
Dokter bernama Jiang Jijun dilaporkan meninggal karena serangan jantung saat merawat pasien virus corona.
Sebelumnya, ada seorang perawat juga rela menggunduli kepalanya untuk menghindari terjadinya infeksi silang.
Ia memangkas habis rambutnya juga demi mempermudah pekerjaan untuk mengurus pasien corona yang terus bertambah.
Baca Juga: Hong Kong Waspada Corona, Andien Aisyah Justru Asyik Liburan di Disneyland
Pada Minggu (26/1/2020) lalu, tercatat ada 56 orang di Tiongkok meninggal karena virus 2019-nCoV.
Satu hari setelahnya, pada Senin (27/1/2020) pemerintah China mengumumkan bahwa jumlah korban jiwa bertambah menjadi 80 orang.
Artinya, dalam waktu 24 jam ada 24 kasus kematian baru.
Selain itu, jumlah korban yang terinfeksi pun melonjak tajam menjadi 2.744 pasien. (*)