Ron Fouchier merupakan virologi yang menemukan kasus flu burung H5N1 itu menyarankan agar Zaki melakukan tes untuk virus corona, dan tes itu positif.
Mengetahui ada ancaman virus mematikan baru Ali Mohamed Zaki lantas memperingatkan dunia atas penemuannya tersebut.
Dilansir dari laman nature.com, pemerintah Arab Saudi justru tidak senang lantaran menilai tindakan Zaki telah dianggap menyerahkan hak-hak kedaulatan dan kekayaan intelektual pada tes diagnostik pertama atau perawatan ke sebuah lembaga di Belanda.
Tak hanya itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumpulkan para peneliti dan pejabat kesehatan ke sebuah pertemuan di Kairo untuk mengambil stok virus baru tersebut, muncul kekhawatiran internasional, hingga perselisihan mengenai penemuannya.
Perselisihan tersebut menyoroti potensi ketegangan antara para ilmuwan terhadap penelitian dan tanggung jawab yang mereka miliki untuk menandai ancaman terhadap otoritas nasional.
Ini juga menggarisbawahi kurangnya aturan internasional yang jelas tentang hak dan kredit apa yang harus diberikan kepada negara-negara di mana patogen pertama kali diisolasi.
Pasalnya, virus tersebut telah mewabah kecil di tiga negara di Timur Tengah, dan memicu kekhawatiran Internasional.
Sementara di tanggal 21 Desember, WHO melaporkan penemuannya terhadap sekelompok kasus di Yordania telah menimbulkan kecurigaan bahwa penularan dapat terjadi dari manusia ke manusia.
Sementara itu, Zaki telah mengirimkan sampel virus ke Fouchier, yang mengurutkannya dan menemukan bahwa itu adalah virus corona manusia yang sebelumnya tidak dikenal, yang berkaitan erat dengan virus dari kelelawar.