Pada 20 September, Zaki mengumumkan penemuannya pada ProMED-mail, sebuah sistem pelaporan penyakit online.
Sejak saat itu, virus yang dinamai human betacoronavirus 2c EMC (hCoV-EMC), setelah pusat Rotterdam, dan para peneliti yang ingin mendapatkan sampel virusnya sekarang diharuskan menandatangani terlebih dahulu perjanjian transfer bahan-bahan EMC (MTA).
Penemuan Zaki justru membuat otoritas Arab Saudi tidak senang termasuk soal pengiriman virus ke Belanda yang dianggap melanggar prosedur.
Ziad Memish, wakil menteri kesehatan Arab Saudi, menegaskan bahwa prosedur nasional untuk melaporkan potensi patogen baru "entah secara sengaja atau tidak sengaja dielakkan".
Dia juga menekankan bahwa di bawah Peraturan Kesehatan Internasional 2005 WHO, semua negara anggota harus melaporkan kepada organisasi setiap kasus penyakit parah yang tidak biasa dan tidak teridentifikasi yang dapat menjadi perhatian internasional.
Sementara itu menurut Zaki ia telah mematuhi segala prosedur dengan mengirimkan sampel virus dan data klinis terkait ke kementerian kesehatan Saudi pada 18 Juni namun tidak diindahkan.
Tak hanya itu, Dr. Ali Mohamed Zaki bahkan dikeluarkan dari rumah sakit, tempat bekerjanya.
“Mereka sangat agresif dengan saya. Mereka mengirim tim untuk menyelidiki saya, ”kata Dr. Zaki, seperti dikutip dari laman gulfnews.com pada Jumat (31/1/2020).
"Dan sekarang mereka memaksa administrasi rumah sakit untuk memaksaku mengundurkan diri." pungkasnya.
Baca Juga: Khawatir Terinfeksi Virus Corona, Taeyeon SNSD dan NCT Dream Batalkan Konser di Singapura dan Makau
Untuk alasan apa pun yang tidak dapat dijelaskan, para pejabat kementerian marah pada organisasi kesehatan internasional Zaki yang memperingatkan tentang potensi strain virus yang fatal itu.
"Itu adalah presiden rumah sakit yang mengatakan mereka tidak ingin saya tinggal di sana lagi," kata Zaki.
“Presiden rumah sakit memberi tahu saya - Mereka memaksa saya memecat Anda. Jika Anda kembali, mereka akan membuat masalah besar bagi Anda dan rumah sakit kami." pungkas Ali Mohamed Zaki.
Padahal, Ali Mohamed Zaki sangat yakin dengan penemuan virus corona tersebut sebelum melaporkan penemuannya dan mengumumkannya di ProMED-mail.
Beberapa peneliti justru bersimpati dengan posisi Zaki, dengan alasan bahwa Zaki hanya mencari bantuan untuk menjelaskan penyebab kematian pasien, dan tidak mungkin tahu bahwa ia akan menemukan virus yang akan segera menyebar ke beberapa negara. (*)