Grid.ID - Pada tahun 1836 di Edinburgh, Skotlandia dikagetkan dengan penemuan peti mati berisi boneka yang ditemukan anak-anak saat tengah menjelajahi perbukitan.
Boneka dengan bentuk mengerikan itu diletakkan dalam peti mati yang terbuat dari kayu.
Yang lebih mengerikan, peneliti memperkirakan bila peti mati berisi boneka itu ada kaitannya dengan kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Skotlandia.
Kisahnya bermula dari sekelompok anak laki-laki sedang berburu kelinci di sebuah bukit yang dikenal sebagai Arthur's Seat.
Mereka menemukan sesuatu yang lebih aneh bagi anak-anak khususnya.
Saat itu, anak-anak tersebut menjelajahi gua mereka menemukan beberapa peti mati kecil.
Hal itu adalah salah satu hal yang mungkin terkesan aneh dan menyeramkan, mengingat Skotlandia adalah salah satu negara yang selalu menyimpan kisah horor.
Peti mati yang mereka temukan berjumlah sekitar 17 peti mati kayu dan berisi miniatur boneka kayu kecil di dalam peti masing-masing.
Setelah mereka menunjukkan pada warga, penduduk kota percaya bahwa boneka ini dibuat untuk upacara-upacara sihir.
Namun, seorang peneliti mengungkapkan fakta lain dan menghubungkannya dengan kisah yang lebih mengerikan.
Teorinya adalah bahwa boneka-boneka ini dapat dihubungkan dengan pembunuhan yang dilakukan oleh Burke dan Hare di Edinburgh pada tahun 1828.
Burke dan Hare adalah sepasang imigran gelap yang berasal dari Irlandia.
Mereka melakukan total 16 pembunuhan, dan menjual mayat itu ke dokter untuk digunakan selama praktik kuliah diseksi mereka.
Akhirnya mereka ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman mati.
Angka itu adalah kunci dalam kemungkinan hubungan antara peti mati ini dengan pembunuhan Burke dan Hare.
Mereka percaya 17 peti mati mewakili 17 korban dari duo pembunuh ini.
Peti mati tambahan adalah untuk "korban" pertama mereka.
Meskipun dia meninggal karena sebab alami, tubuhnya masih dicuri dan dijual untuk ilmu kedokteran. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Anak-anak Menemukan 17 Peti Mati Berisi Boneka, Diduga Terhubung dengan Pembunuhan Keji di Masa Lalu”