"Itu pulang dari Ancol. Pas di Ancol aja kalau jalan muter-muter, padahal waktu baru masuk jalannya lancar aja. Jalannya muter-muter kayak tawaf di Kabah," jelas nenek.
Nikita pun berusaha mencari tahu kronologinya, "Jatuhnya pas di mana, nek?".
"Saya keluar dari kamar, terus nyusruk," terang nenek sambil mengusap-usap lengannya.
"Oh yang di rumah Kak Baim? Bukan di rumah Kak Tya?" tanya Nikita memastikan.
"Bukan, masih di rumah lama (Baim)," tegas nenek.
"Untung keramiknya gak ambruk. Kalau ambruk nimpa kepala. Itu aja gak bisa bangun sendiri, yang bangunin tukang besi. Kata saya, 'Jangan bilang-bilang Mister Baim ya. Soalnya ntar dibawa ke rumah sakit," kenangnya.
"Jadi saya ngomong sama tukang-tukangnya, 'Jangan bilang nenek jatuh ya," tandasnya.
Niki langsung menegur Nenek Iroh, "Heeee, harus ngomong kalau gitu nek".