Perjuangan Soekarno pun berbuah manis, seorang pengusaha asal Aceh, Teuku Markam, rela menyumbang sampai 28 kilogram emas untuk pembangunan Monas.
Emas yang disumbangkan Markam digunakan untuk melapisi nyala obor di pucuk Monas.
Ya, nyala obor di pucuk Monas terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton, dan dilapisi emas murni seberat 35 kilogram (yang kini menjadi 50 kilogram).
Selain dari Teuku Markam, Soekarno meraup banyak sumbangan dari pengusaha bioskop dari seluruh pelosok Tanah Air.
Baca Juga: Khawatir atas Ledakan Monas, Melaney Ricardo: It's Broke My Heart!
Sepanjang November 1961-Januari 1962 tercatat 15 bioskop telah menyumbang, hingga terkumpul Rp 49.193.200,01.
Dengan rincian bioskop Parepare, Sulawesi Selatan menyumbang Rp 7.700,60, bioskop Watampone menyumbang sebesar Rp 1.364,20, dan bioskop Banjarmasin menyumbang sebesar Rp 884.528,85.
Sosok Teuku Markam pun menjadi tokoh penting pembangunan Monas, nampun hampir dilupakan oleh masyarakat.
Lalu seperti apakah sosok Teuku Markam?