Bahkan anak-anaknya pun tak luput menjadi sasaran teror.
"Saya berusaha menunjukkan diri saya, tidak seperti apa yang masyarakat Surabaya fikirkan," ungkap Zikria Dzatil.
"Saya cuma ibu rumah tangga biasa sampai saya ketakutan anak saya diteror.. anak saya diancam," lanjutnya.
Ia pun mengaku akibat perundungan yang diperolehnya saat ini sudah membuat dirinya belajar.
"Saya sendiri di-bully, ini cukup jadi pelajaran buat saya," ungkapnya.
Ia pun meminta agar Wali Kota Risma mau memaafkan apa yang telah ia unggah sebelumnya.
"Saya mohon maaf Bunda, saya mohon maaf, tolong maafkan," kata Zikria Zatil seraya menangis.
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, penangkapan Zikria Dzatil berlangsung di rumahnya di kawasan Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor, Kota Bogor.
Namun saat disambangi pada Jumat (31/01/2020) kemarin, kediaman Zikria Dzatil nampak sepi.
Ia diduga telah mengetahui rencana penangkapan ini terlebih dahulu sehingga memilih untuk bersembunyi di lantai dua dan mematikan semua lampu.