Find Us On Social Media :

Bukan Ular, Terungkap Hewan yang Jadi Perantara Virus Corona dari Kelelawar ke Manusia

By None, Sabtu, 8 Februari 2020 | 14:00 WIB

Santapan dari spesies trenggiling banyak dinikmati warga Cina, tapi hewan ini didapati bisa menjadi perantara, yang memungkinkan virus corona menyebar dari kelelawar ke manusia, demikian klaim yang diungkap para ilmuwan Cina.

Trenggiling mungkin menjadi tautan yang memungkinkan penyebaran virus korona dari kelelawar ke manusia, demikian klaim para ilmuwan Cina.

Baca Juga: Dulu Dipenjara karena Skandal Prostitusi Online, Peramal ini Sebut Karir Vanessa Angel akan Semakin Gemilang

Setidaknya, 31.000 orang telah terinfeksi dan lebih dari 700 dilaporkan telah terbunuh oleh virus, yang telah menyebar ke sejumlah negara di luar Cina.

Para peneliti di Universitas Pertanian Cina Selatan telah mengidentifikasi mamalia bersisik trenggiling sebagai sebagai tuan rumah perantara potensial, kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan, Jumat.

Tetapi, kalangan akademisi Inggris mengingatkan bahwa ini hanya penyelidikan awal dan temuannya jauh dari konklusif.

Virus baru, yang muncul di pasar hewan hidup di kota Wuhan di Cina tengah akhir tahun lalu, diyakini berasal dari kelelawar, tetapi para peneliti telah menyarankan mungkin ada 'tuan rumah perantara' dalam penularan coronavirus ke manusia.

Baca Juga: Tak Kuasa Melihat Gadis Cilik Menangis tidak Diberi Hadiah Meski telah Memenangi Lomba Lari 21 Km oleh Pemkab Poso, Ini yang akan Dilakukan oleh Hotman Paris: Dimana Hati Nuranimu!

Setelah menguji lebih dari 1.000 sampel dari hewan liar, para ilmuwan dari universitas menemukan urutan genom virus yang ditemukan pada trenggiling menjadi 99 persen identik dengan yang pada pasien coronavirus, kantor berita resmi Xinhua melaporkan, yang dikutip Warta Kota.

Meski demikian, studi lengkap belum dirilis dan hanya tertinggal dalam pernyataan universitas, yang mendorong skeptisisme dari para ilmuwan Inggris.

Profesor James Wood, kepala Departemen Kedokteran Hewan, Universitas Cambridge, mengatakan:

"Bukti untuk potensi keterlibatan trenggiling dalam wabah belum dipublikasikan, selain oleh siaran pers universitas."

"Ini bukan bukti ilmiah; investigasi ke dalam penampungan hewan sangat penting, tetapi hasilnya kemudian harus diterbitkan untuk pengawasan internasional untuk memungkinkan pertimbangan yang tepat."