Trenggiling mungkin menjadi tautan yang memungkinkan penyebaran virus korona dari kelelawar ke manusia, demikian klaim para ilmuwan Cina.
Setidaknya, 31.000 orang telah terinfeksi dan lebih dari 700 dilaporkan telah terbunuh oleh virus, yang telah menyebar ke sejumlah negara di luar Cina.
Para peneliti di Universitas Pertanian Cina Selatan telah mengidentifikasi mamalia bersisik trenggiling sebagai sebagai tuan rumah perantara potensial, kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan, Jumat.
Tetapi, kalangan akademisi Inggris mengingatkan bahwa ini hanya penyelidikan awal dan temuannya jauh dari konklusif.
Virus baru, yang muncul di pasar hewan hidup di kota Wuhan di Cina tengah akhir tahun lalu, diyakini berasal dari kelelawar, tetapi para peneliti telah menyarankan mungkin ada 'tuan rumah perantara' dalam penularan coronavirus ke manusia.
Setelah menguji lebih dari 1.000 sampel dari hewan liar, para ilmuwan dari universitas menemukan urutan genom virus yang ditemukan pada trenggiling menjadi 99 persen identik dengan yang pada pasien coronavirus, kantor berita resmi Xinhua melaporkan, yang dikutip Warta Kota.
Meski demikian, studi lengkap belum dirilis dan hanya tertinggal dalam pernyataan universitas, yang mendorong skeptisisme dari para ilmuwan Inggris.
Profesor James Wood, kepala Departemen Kedokteran Hewan, Universitas Cambridge, mengatakan:
"Bukti untuk potensi keterlibatan trenggiling dalam wabah belum dipublikasikan, selain oleh siaran pers universitas."
"Ini bukan bukti ilmiah; investigasi ke dalam penampungan hewan sangat penting, tetapi hasilnya kemudian harus diterbitkan untuk pengawasan internasional untuk memungkinkan pertimbangan yang tepat."