Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti
Grid.ID - Dalang pembunuhan sadis terhadap suami dan anak tirinya, Aulia Kesuma (45) kini telah menjalankan sidang lanjutan dari kasus tersebut.
Aulia Kesuma diketahui telah menjadi otak dari pembunuhan berencana terhadap suaminya, Edi Candra Purnama atau Pupung Salidi (54) dan anak tirinya Muhammad Adi Pradana (23).
Melansir dari Tribun Bogor pada Kamis (13/2/2020), Pupung Salidi dan anak tirinya tewas di tangan pembunuh bayaran Aulia Kesuma.
Dalam persidangan, Aulia Kesuma mengaku melakukan tindak pembunuhan sadis itu lantaran terlilit utang.
Aulia Kesuma menyampaikan bahwa dirinya harus membayar utang pada pihak bank senilai Rp 200 juta per bulan.
Dari situlah Aulia Kesuma akhirnya mendesak sang suami untuk segera menjual rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Sementara itu, sang suami Pupung Salidi justru tak segera memenuhi keinginannya.
Sang istri lantas mengupayakan segala cara untuk membuat suaminya tunduk.
Kala itu Aulia Kesuma mengaku sempat mencari dukun santet untuk membunuh suaminya.
"Aulia meminta jasa Kasrini (bekas pembantunya) agar mencarikan dukun untuk menyantet korban Edi Candra Purnama (Pupung Salidi) supaya meninggal dunia," kata JPU.
Usut punya usut, rencana pembunuhan dengan dukun sakti itu gagal.
Hingga akhirnya ia pun memilih meracun dan melakukan tindak pembakaran hidup-hidup terhadap suami dan anak tirinya.
Sementara itu melansir dari Kompas.com, di dalam persidangan yang berlangsung pada Senin (10/2/2020) kemarin, Aulia Kesuma mengaku menyesal dan menangisi perbuatannya.
Aulia Kesuma bersama putranya Giovanni Kelvin melangsungkan persidangan di ruang sidang lima.
Sejak memasuki ruang sidang, Aulia yang mengunakan rompi tahanan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, terlihat menangis tersedu.
Sebelum persidangan dimulai, Hakim Yosdi pun sempat menanyakan alasan Aulia menangis.
Ia mengaku tengah menyesal dan teringat akan suaminya Pupung Salidi.
"Ingat sama suami (Pupung)," jawab Aulia sembari menunduk.
Bahkan hingga keluar dari ruang sidang, Aulia masih terus mengusap air matanya yang membasahi pipi.
Sementara itu setelah persidangan selesai, pihak keluarga korban justru meluapkan emosi pada kedua tersangka.
Tak hanya berteriak, seorang anggota keluarga korban nekat melayangkan pukulan pada putranya Giovanni Kelvin saat mereka hendak dibawa ke ruang tunggu tahanan.
Giovanni Kelvin pun terlihat tak memberikan reaksi apapun ketika kepalanya dipukul oleh salah satu keluarga korban.
"Air mata buaya," teriak seorang keluarga Pupung mengomentari tangisan Aulia selama persidangan.
"Pembunuh, dasar pembunuh!" teriak anggota keluarga lainnya.
(*)