"Kemarin pada Senin (3/2/2020), kita telah melakukan pemeriksaan tujuh murid terduga pelaku perundungan kepada korban."
"Dan dari hasil keterangan mereka, memang benar bahwa mereka telah bersama-sama melakukan kekerasan," terang Leonardus pada awak media, Selasa (4/2/2020).
Kini mengutip informasi lebih lanjut dari Kompas pada Kamis (13/2/2020), Leonardus Simarmata kembali menyampaikan apabila pelaku sempat mengangkat MS berramai-ramai dan membantingnya ke lantai paving di sekolahan.
"Diangkat beramai-ramai begitu. Terus dibanting ke paving dalam kondisi terlentang," kata Leonardus.
Tak hanya itu bahkan MS sempat dilempar ke atas pohon.
"Itu tindakan pertama dan tindakan yang kedua, korban diangkat oleh terduga pelaku di tempat yang berbeda. Setelah itu dijatuhkan di dekat pohon."
"Dan setelah jatuh itu, korban kemudian 'distarter' oleh terduga pelaku ini," tuturnya.
Kepada polisi, para terduga mengaku melakukan hal tersebut saat berada di sekolah dan menyebutnya sebagai bentuk iseng dan bercanda.
"Kejadian itu dilakukan saat sekolah lagi istirahat. Mengakunya mereka iseng bercanda," ujar Leonardus.
"Tetapi meski begitu kita tetap telusuri fakta yang sebenarnya karena kondisi korban cukup parah," tandasnya.
(*)