Grid.ID - Perusahaan maskapai penerbangan Garuda Indonesia sering didera masalah gawat.
Jika masih segar di ingatan kita mengenai kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton oleh Ari Askhara sang Dirut yang menjabat, mungkin banyak yang kurang kenal dengan Emirsyah Satar.
Menjabat sebagai direktur keuangan dan bekerja dengan Robby Djohan, Emirsyah berhasil membayar hutang dengan menghadapi kreditur.
Mereka berangkat ke London untuk berbicara dengan Bank Exim negara-negara Eropa.
Mereka menggebrak, mengintimidasi dengan suara keras dan mengancam akan menyita pesawat yang ditahan akibat lilitan hutang.
Sejak kepemimpinan mereka, Garuda menjadi perusahaan aviasi besar yang diakui oleh banyak negara.
Akhirnya, Garuda pun juga dapat meraup keuntungan.
Meski begitu, dikutip dari pengakuan Mantan Direktur Strategi, Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko Garuda, Achirina, ia sebut Emirsyah Satar pernah anggap gratifikasi adalah hal wajar.