"Guru itu sudah dinonaktifkan, nonaktif artinya sudah tidak mengajar di SD itu. Iya dimutasi, dinonaktifkan apa ditarik ke daerah mana begitu," kata Tedjo, Kamis (13/2/2020).
Tedjo juga menyampaikan apabila pihak sekolah dan keluarga korban telah berdamai.
"Tidak aniaya, ini lagi ada ujian tidak boleh main bola, jadi gurunya reflek, iya (lepas kontrol). Jadi memang reflek, tidak ada yang sengaja, membabi buta kan beda, hanya reflek saja," ujar Tedjo.
"Dari pihak siswa orangtua sudah diselesaikan dengan pihak sekolah. Ya tidak ada laporan polisi, kekeluargaan, iya (damai)," tambahnya.
Sementara itu melansir dari Tribun Jakarta, Dinas Pendidikan DKI Jakarta memilih bungkam ketika dikonfirmasi kejadian yang melibatkan guru dan siswa di salah satu SDN Kecamatan Matraman tersebut.
Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sonny, mengalihkan wartawan untuk mengonfirmasi ke Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang SD Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Suyoto.
Namun saat dilakukan konfirmasi, Sunyoto pun enggan memberikan penjelasan.
"Mohon maaf, saya tidak menangani kasus. Bisa konfirmasi ke pak Soninya ya," ujar Suyoto.
Lagi-lagi wartawawan justru diminta untuk kembali menemui Sonny selaku humas di Kasubag Dinas Pendidikan DKI.
(*)