Laporan Wartawan, Arif Budhi Suryanto
Grid.ID - Seorang pedagang sembako di Jalan Kalimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat, baru saja disambangi kawanan perampok pada Kamis (13/02/2020) dini hari.
Dengan sekuat tenaga Hadi Sunoto (45) berusaha menangkis serangan demi serangan kawanan perampok bersenta celurit itu.
"Saya memang menangkis doang. Mau bagaimana lagi? Saya tetap melawan terus," katanya seperti yang dilansir Grid.ID dari Kompas.com.
Hadi mengaku, satu hal yang mendorongnya mati-matian menangkis serangan bertubi-tubi itu adalah anaknya yang masih belia di kampung halaman di Madura, Jawa Timur.
"Pokoknya saya cuma ingat satu anak saya. Kalau saya enggak ingat anak saya, mungkin saya enggak ngelawan sudah," kata Hadi.
"Pikiran saya apa, saya jauh-jauh dari Madura, takut enggak ketemu lagi sama anak. Makanya saya melawan terus," imbuhnya.
Hadi pun mengalami luka setidaknya di empat titik tubuhnya, yakni satu di bahu kiri, satu di jari tangan kiri, satu di punggung tangan kanan, dan satu di cuping hidung.
Bahkan luka di jari tangannya itu terlihat cukup parah karena hampir mengakibatkan putus.
Berdasarkan pengakuan Hadi, awalnya ia tak menyangka kawanan yang berjumlah lima orang ini adalah perampok.
Ia justru menyangka mereka adalah pelanggan hingga saat mereka mulai main hantam.
"Jadi dia datang, saya naik, tanpa basa-basi main hantam saja tanpa ngomong. Saya tahunya saya langsung diserang. Pikiran sudah enggak ingat apa-apa melawannya gimana," kata Hadi.
Hadi yang kini badannya dipenuhi plester itu tak melihat pasti siapa para pelaku, pasalnya mereka semua menggunakan helm saat beraksi.
"Mereka semua pakai helm. Dua yang nyerang saya. Motornya dua atau tiga, saya enggak ingat. Pokoknya, salah satu pakai topeng seperti tengkorak," pungkas dia.
Ilmu Kebal
Sementara itu, Polda DIY berhasil meringkus dua orang tersangka berinisial SY dan AN di Nanggulan, Kulon Progo, yang videonya saat mempraktekkan ilmu kebal viral di media sosial.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto mengatakan, pelaku yang juga merupakan residivis kasus penganiayaan, perusakan dan perampokan itu sebenarnya tidak benar-benar memiliki ilmu kebal.
"Kedua tersangka atas nama inisial SY dan AN selain melakukan tindak pidana merampas kemerdekaan orang. SY juga terlibat dalam peristiwa di Kulon Progo tepatnya di Nanggulan, pada tanggal 1 Februari 2020," ucap Yulianto seperti yang dilansir Grid.ID dari TribunJogja.com.
Sementara itu, Direktur Direktorat Reserse Kriminal umum, Polda DIY, Kombes Pol Burkan Rudi menjelaskan kedua tersangka menyekap korban yang dianggap mengganggu kenyamanan tersangka.
"Korban mengalami luka-luka dan yang melaporkan adalah pihak keluarga. Awalnya video viral terlebih dahulu di TKP daerah Minggir, yang mengambil video adalah SY ikut juga menyekap tetapi yang dominan melakukan penganiayaan adalah AN," jelasnya.
(*)