Laporan Wartawan Grid.ID, Septi Nugrahaini
Grid.ID – Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Red Velvet menjadi salah satu artis pengisi di acara konser gabungan Korea Selatan dan Korea Utara.
Konser tersebut dilangsungkan mulai 31 Maret hingga 3 April 2018 di East Pyongyang Grand Theatre dan Pyongyang Arena.
Red Velvet sendiri tampil dengan 4 member tanpa Joy.
(Sempatkan Nonton Konser K-Pop, Kim Jong Un Cetak Sejarah Baru!)
Joy batal bergabung dengan yang lain karena syuting drama The Great Seducer.
Girlband asuhan SM Entertainment ini menampilkan dua lagu andalannya.
Yakni Red Flavor dan Bad Boy.
Irene mengatakan jika sambutan hangat diberikan oleh penonton saat mereka tampil di atas panggung.
"Mereka menunjukkan reaksi yang cukup antusias.
Di akhir lagu, mereka bernyanyi bersama kami dan terus bertepuk tangan meskipun kami turun dari panggung," kata Irene.
Menurutnya, reaksi penonton tersebut memberikan kekuatan baginya dan Red Velvet.
Mereka juga berkesempatan untuk bertemu dengan Presiden Korea Utara, Kim Jong Un.
Dilansir Grid.ID dari Koreaboo, Yeri Red Velvet justru mendapat kritikan pedas dari netizen setelah mengungkapkan perasaannya bertemu Kim Jong Un.
Namun ada juga netizen yang membela Yeri dari komentar-komentar tajam netizen tersebut.
Netizen merasa ucapan Yeri menjadi kontroversi karena mengatakan bangga bertemu dan bersalaman dengan Kim Jong Un.
"Aku tidak tahu kami akan memiliki kesempatan untuk bersalaman, benar-benar sebuah kehormatan.
Tapi kami lebih merasa terhormat untuk bisa tampil dengan lebih banyak orang dari Korea Utara.
Kami juga berharap akan ada banyak kesempatan seperti ini di masa depan," kata Yeri.
Netizen kemudian merasa terganggu dengan kata 'terhormat' yang dipilih Yeri.
Seperti, "Tidak seharusnya dia menggunakan kata 'terhormat,' dia harusnya bilang terkejut atau menyenangkan."
"Menggunakan kata 'terhormat' untuk orang yang membantai para perwira dan tentara kita adalah salah."
"SM harus memberikan pendidikan sejarah untuk artisnya."
Sedangkan netizen yang membela Yeri memberikan komentar seperti, "Itu memang sedikit tidak nyaman, tapi bisa dimaklumi."
"Mereka sedang berada di Korea Utara, tolong jangan lupakan itu."
"Aku tidak membela ucapannya, tapi bisakah tidak terlalu mengkritiknya secara berlebihan?"
Bagaimana menurut kalian? (*)