"Sehingga seakan-akan jiwa itu terperangkap dalam jasmani yang salah, karena jiwanya wanita maka dia ingin selalu berusaha untuk menjadi wanita yang perfect termasuk di antaranya dia melakukan operasi kelamin," jelasnya.
Menurut dokter Boyke, seseorang yang terpicu untuk melakukan transgender ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.
"Semua kelainan-kelainan dan penyimpangan seksual itu kompleks," ujarnya.
Dokter Boyke pun menyampaikan, apabila hal ini sebelumnya dapat dipicu dari faktor gen, kandungan, faktor psikis, dan banyak hal-hal lainnya, bahkan pola asuh.
Seseorang yang merasa bahwa jiwa dan jasmaninya tumbuh secara berlawanan pun tak serta merta dapat melakukan trasgender begitu saja.
Menurut dokter Boyke, ada serangkaian tes dan faktor pendukung lain untuk membuktikan apakah benar ada jiwa yang tumbuh di fisik berlawanan.
Baca Juga: Lucinta Luna Positif Gunakan Amfetamin, Kuasa Hukum Ajukan Rehab
"Ada tahapan-tahapan, biasanya tahapan-tahapan itu dengan tes-tes oleh psikiater, ahli jiwa," ungkapnya.
"Ini bener enggak sih jiwanya wanita yang terperangkap dalam tubuh pria," jelas dokter Boyke.
Dengan serangkaian tes tersebut, seseorang baru diperbolehkan mengambil tindakan untuk melakukan ganti kelamin atau transgender.