Find Us On Social Media :

Warga Panik dengan Kemunculan Harimau Bonita, Inikah Penyebab Harimau Berubah Agresif Menyerang Manusia?

By Aditya Prasanda, Kamis, 5 April 2018 | 17:13 WIB

Ilustrasi harimau Sumatera dan Perugas gabungan BBKSDA Riau memberikan edukasi kepada warga dan pekerja di Desa Tanjung Simpang Kabupaten Indragiri Hilir, Riau | Grid.ID

Diberitakan sebelumnya, harimau sumatera, Bonita, menerkam Jumiati dan Yusri Effendi hingga tewas di kawasan Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Inhil. 

Sejak kejadian itu, warga setempat resah dengan kemunculan Harimau Bonita yang begitu acap di permukiman warga. 

Tim gabungan pun terus mengawasi warga yang sedang beraktivitas di perkebunan kelapa sawit untuk mengantisipasi terjadinya serangan harimau sumatera yang dapat menimbulkan korban baru.

Kondisi Harimau Bonita sendiri yang tidak malu menunjukkan dirinya di hadapan warga menimbulkan banyak dugaan.

Ingin Keluar dari Grup WhatsApp yang Berisik Namun Sungkan? Ikuti Trik ini

Mengapa harimau yang memiliki kecendrungan takut memperlihatkan diri di hadapan manusia jadi begitu berani bahkan bisa menjelma teramat agresif menyerang warga?

Menyibak hal ini, Grid.ID mengutip wawancara Mongabay Indonesia bersama Febri Anggriawan Widodo, Research and Monitoring (Tiger and Elephant) Modular Leader WWF Indonesia.

Perubahan Perilaku Harimau Bonita

Indikasi sementara, menurut Febri, terjadi perubahan perilaku terhadap satwa langka ini hingga agresif menyerang manusia. 

Kondisi ini, kata Febri, bisa terjadi karena virus dari hewan mangsaan, faktor alam yang dirusak atau adanya motif ingin balas dendam pada manusia itu sendiri. 

Faktor terakhir ini, katanya, bisa terjadi karena perburuan yang dilakukan oleh manusia.

“Kami sempat menerima info itu. Tim kami juga sempat menemukan jerat berupa kawat di tengah hutan saat patroli,” katanya.

Kini, sembari menunggu Bonita berhasil kembali ditangkap, tim juga memberi edukasi pada masyarakat dan perusahaan agar melakukan beberapa upaya pencegahan guna menghindari konflik lanjutan.

Dia sarankan, perusahaan memasang papan peringatan. Tidak membuka hutan yang jadi habitat harimau, tak melewati koridor perlintasan harimau, membersihkan konsesi supaya tidak jadi persembunyian harimau dan memerintahkan karyawan keluar dan bekerja tak seorang diri alias berkelompok.

Febri juga mengingatkan, supaya membawa senjata saat keluar atau bekerja di dalam perkebunan tetapi jangan sampai membunuh satwa.

Bila harimau berhasil ditangkap, tim akan membawa ke kandang observasi untuk dicek apakah Harimau menderita penyakit, mengalami cacat atau berubah perilaku. (*)