Seperti halnya senjata api yang membuat kelabakan pemerintah Amerika Serikat, dilegalkannya ganja di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat memunculkan masalah baru.
Grid.ID - Masalah tak lantas selesai dengan dilegalkannya ganja di sejumlah negara bagian Amerika Serikat.
Beberapa tahun belakangan maraknya ganja sintetis menimbulkan masalah baru yang tak kalah pelik: kematian bagi pemakainya.
Dua orang dilaporkan tewas dari 70 kasus terkait penggunaan ganja sintetis di wilayah Chicago dan Illinois Tengah.
Ganja sintetis yang acap disebut sebagai Spice atau K2 itu dapat dengan mudah didapatkan di pom bensin, toko obat dan toko online di Amerika Serikat.
Pengakuan Wanita yang Menyesal Memiliki Seorang Anak: Sepi dan Gundah Ia Jalani Seorang Diri
Para korban yang mengonsumsi ganja palsu ini dilaporkan kerap mengalami gangguan kesehatan semacam kencing berdarah, mimisan, gusi berdarah hingga batuk berdarah.
Tak hanya itu, Departemen Kesehatan setempat menekankan ganja sintetis dapat memiliki efek samping yang lebih serius yakni kematian.
Allison Arwady, salah seorang petugas medis di Departemen Kesehatan Umum Chicago menuturkan, "Zat-zat yang ada di dalam ganja sintetis sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahkan berpotensi mematikan," ucapnya.
Allison menambahkan, pihaknya masih terus meneliti apa saja kandungan di dalam ganja sintetis hingga dapat begitu mengancam keselamatan penggunanya.
Seperti diketahui, ganja sintetis merupakan tanaman yang dikeringkan menyerupai ganja asli.
Tanaman ini lantas disemprotkan bahan kimia bernama Fake Weed yang biasa dikenal sebagai synthetic cannabinoids atau synthetic marijuana.
Setelah disemprotkan, ganja sintetis akan diparut dan diasapi.
Ganja palsu ini lantas dijual dalam bentuk cairan yang diuapkan dan dihirup menggunakan rokok elektronik dan alat hisap lainnya.
Barang mematikan ini punya dampak yang amat berbahaya bagi otak dan tubuh ketimbang tanaman ganja asli.
Di Amerika Serikat, ganja sintetis dijual seharga 10 dollar AS atau setara Rp 137.000 per paket. (*)