Grid.ID - Nama Kompol Fahrizal belakangan ini santer dibicarakan masyarakat.
Kompol Fahrizal menggegerkan masyarakat dengan kasus penembakan yang ia lakukan terhadap adik iparnya sendiri.
Dikutip Grid.ID dari laman Kompas pada Kamis (05/04/2018), Fahrizal menembak adiknya di Jalan Tirtisari Gang Keluarga Nomor 14, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, Kota Meda pada Rabu (04/04/2018) malam.
Korban tewas seketika dengan luka tembak di kepala dan perutnya.
Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung menyerahkan diri.
Kasus penembakan yang dilakukan oleh Kompol Fahrizal ini tentu mencoreng nama baik Polri di mata masyarakat Indonesia.
Melansir dari beberapa sumber, Grid.ID telah merangkum beberapa fakta tentang kasus penembakan yang dilakukan oleh Kompol Fahrizal terhadap adiknya ini.
Penasaran? langsung simak di sini ya.
(BACA:Seorang Wanita di Pontianak Ditemukan Tak Bernyawa dalam Septic Tank, Ini Dia 5 Faktanya)
1. Pelaku tidak menyesali perbuatannya
Menurut Kapolada Sumut Irjen Paulus, hasil interogasi di Polrestabes Medan, pelaku tidak menunjukkan tanda-tanda ia menyesali perbuatannya.
Pelaku baru mengaku menyesal ketika ia bertemu dengan pihak keluarga.
2. Pelaku sedang liburan ke Medan bersama istri
Kompol Fahrizal yang kini tengah bertugas di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah pulang untuk liburan ke Medan bersama istrinya.
Setibanya di Medan, Kompol Fahrizal datang ke rumah orangtuanya di Jalan Tirtosari, Medan, Sumatera Utara.
Pelaku juga sempat bertegur sapa dengan sejumlah tetangga di rumah orangtuanya lantaran sudah tidak lama pulang ke Medan.
3. Pelaku sempat menodongkan senjata ke ibunya
(BACA:Turut Berduka, Kapolda Jateng Sambangi Rumah Duka Besan Jokowi)
Saat itu, Kompol Fahrizal sempat berbincang-bincang dengan ibunya dan adiknya, Heny Wulandari yang tinggal di rumah bersama Jumingan (korban).
Heny (saksi) juga sempat melihat Kompol Fahrizal memijat ibunya yang memang dalam kondisi tidak sehat.
Namun, tiba-tiba suasana akrab itu berubah drastis.
Fahrizal tiba-tiba menodongkan senjata ke arah ibunya.
Melihat hal itu, Jumingan berupaya memisah dan menenangkan Fahrizal.
Sayangnya Fahrizal tidak mengindahkan upaya pencegahan itu dan mengalihkan todongan pistolnya ke arah Jumingan.
Terjadilah letusan senjata yang mengakibatkan Jumingan meninggal dunia.
4. Sempat dikira suara petasan
Warga yang ada di sekitar rumah orangtua Fahrizal sempat mengira suara letusan senjata itu adalah suara petasan.
"Aku pikir mercon, jadi enggak peduli tadi. Cemana-lah tadi habis salat tak enak badan golek-golek di rumah", kata Juraidah (warga) saat ditemui Tribun-Medan.com.
Kediaman Juraidah tepat di sebelah tempat kejadian perkara (TKP), tapi ia tidak mengetahui peristiwa penembakan itu.
5. Motif penembakan mulai terkuak
(BACA:Rampok Uang Bank Sejumlah Rp 10 M, Berikut 4 Fakta Brigadir Jumadi, Bergaya Hidup Seperti Kapolda)
Menurut Paulus, kuat dugaan motif di balik kasus penembakan ini adalah dendam.
Namun Paulus tidak merinci perbuatan korban hingga menimbulkan dendam yang mendalam terhadap pelaku.
Sementara itu, pihak keluarga juga masih menyimpan rapat-rapat latar belakang Kompol Fahrizal menembak adik iparnya. (*)