Find Us On Social Media :

Kasus Pembunuhan Pensiunan TNI AL di Cilandak, Sains Menjelaskan Karakter Khas Para Pembunuh yang Berbeda dari Manusia Normal

By Aditya Prasanda, Jumat, 6 April 2018 | 09:50 WIB

Ilustrasi otak dan Chunaedi, pensiunan TNI AL ditemukan tewas di kediamannya | Grid.ID

Sementara dari hasil pemeriksaan terhadap tubuh Chunaedi, ditemukan beberapa luka sobek.

"Tiga luka robek atau tusuk, yakni dua di bagian bawah dada kiri, dan satu di lengan kiri," ujar Stefanus melalui keterangan tertulisnya, Kamis (5/4/2018).

Tewasnya pensiunan TNI AL itu melengkapi deret kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Indonesia.

Dan melengkapi miliaran kasus pembunuhan yang terjadi sejak zaman nabi Adam.

Detik-detik Menegangkan Seorang Bocah Nyaris Tewas Tertimpa Lemari Besar, Hal Inilah yang Menyelamatkannya

Dari pembunuhan yang tak diketahui, perorangan, hingga pembunuhan massal, para pelaku ternyata memiliki beberapa karakter khas pembunuh yang dapat dijelaskan secara sains.

Seorang psikiater, Dr. Helen Morrison dan Neuroscientist, Jim Fallon mengungkapkan beberapa karakter pembunuh yang tak dimiliki manusia normal umumnya, yakni:

1. Memiliki Kromosom Abnormal

Kromosom abnormal yang diperoleh secara genetik ini turut mendorong seseorang memiliki sikap sadis hingga tega menghilangkan nyawa orang lain.

2. Pola Otak 

Bagian otak manusia yang merespons kesedihan dan perasaan depresi disebut dengan orbitofrontal cortex.

Seorang pembunuh memiliki orbitofrontal cortex dengan aktivitas lebih tinggi ketimbang rata-rata orang pada umumnya.