Laporan Wartawan Grid.ID, Silmi Nur Azizah Tara
Grid.ID - Pendidikan seks sepertinya masih dianggap tabu di Indonesia.
Padahal, pada kenyataannya pendidikan seks sangatlah penting.
Apalagi dengan maraknya kasus pelecehan seksual di negara ini.
Pendidikan seks juga seharusnya diberikan sejak dini.
Hal ini bertujuan utuk melindungi anak-anak dari kejahatan seksual yang kadang tidak disadari.
Minimnya pendidikan seks di Indonesia telah membuat banyak pemikiran salah kaprah.
"Saya sering mendapatkan anggapan keliru misalnya, saya ketemu remaja-remaja yang hamil.
'Dokter kok masih hamil juga? Padahal kan saya setelah melakukan hubungan (sex) saya loncat-loncat, squat jump supaya turun spermanya'. Nah, itu kan salah!" ungkap dokter Boyke.
Pemikiran-pemikiran yang seperti inilah yang harus dibenarkan.
Pasalnya, meski sudah melakukan squat jump ataupun melompat-lompat, tetap akan adanya kemungkinan untuk hamil.
Apalagi dengan pernyataan kontroversial mengenai kehamilan di kolam renang oleh seorang komisioner KPAI, rasa-rasanya pendidikan seks memang sangat dibutuhkan.
"Bayangkan, orang sekelas pejabat bisa mengatakan demikian (hamil di kolam), mungkin juga mereka kurang pendidikan seks di masa kecil," ungkap dokter Boyke.
"Mitos-mitos seperti itu lah yang harus diluruskan," tambahnya.
Menurutnya, banyak sekali mitos tentang seks yang salah kaprah.
Hal ini disebabkan karena pendidikan seks di Indonesia yang tidak diberikan dengan baik.
Seksolog ini juga mengatakan jika seharusnya pendidikan seks diberikan sedari anak masih berusia dini.
Dan baiknya, dilakukan secara bertahap mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perkuliahan.
Ini dirasa perlu agar anak-anak dapat menjaga kesehatan reproduksinya.
Selain itu, pendidikan seks juga bisa membantu agar kita bertanggung jawab pada diri sendiri atau pun lingkungan.
"Karena dengan mengetahui pendidikan seks, setiap wanita bisa menjaga kesehatan reproduksinya. Bisa mengatakan tidak pada pria-pria yang mencoba merayunya," ungkap dokter Boyke.
Apalagi dengan pemikiran-pemikiran remaja Indonesia yang banyak menganggap seks adalah bentuk ungkapan cinta.
Rasa-rasanya pendidikan seks memang sangatlah dibutuhkan.
"Menganggap bahwa seks itu sama dengan cinta. Menganggap kalau tidak melakukan hubungan seks itu bukan pacaran.
Menganngap bahwa kalau tidak menyerahkan keperawanan itu tidak sepenuh hati.
Itu bohong. Itu bullshit semua!" terangnya.
(*)