Grid.ID - Kasus susur sungai Sempor yang diadakan oleh Pramuka SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta beberapa waktu lalu sempat menghebohkan publik.
Sebanyak 10 siswi SMPN 1 Turi meninggal dunia dalam tragedi susur sungai Sempor tersebut.
Pihak Kepolisian Polres Sleman telah menetapkan tiga orang pembina pramuka SMPN 1 Turi dalam tragedi Sungai Sempor.
Melansir laman Tribun Jogja, ketiga tersangka yang telah ditahan adalah IYA (37), DDS (57), dan R (57).
Ketiganya dikenai pasal ancaman hukuman Pasal 359 KUH Pidana Pasal 360 ayat 1 KUH Pidana dengan ancaman hukuman lima tahun atau kurungan satu tahun.
Pihak kepolisian pun telah mengamankan sedikitnya 45 barang bukti pada tragedi susur sungai Sempor itu.
Penangkapan tersangka kasus susur sungai sempor ini ternyata membuat para keluarganya mengalami perundungan, terutama bagi istri dan dua anak IYA.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, istri dan anak IYA bahkan sampai diungsikan setelah mengalami perundungan dari warga sekitarnya.
"Keluarga mau tidak mau kita ungsikan karena kondisinya kurang kondusif," ujar Kakak sepupu tersangka IYA, Agus Sukamta dalam jumpa pers di Puri Mataram, Rabu (26/02/2020).
Keluarga IYA telah diungsikan ke rumah saudaranya sejak Sabtu (22/2/2020) lalu, usai IYA ditetapkan sebagai tersangka.
Dari keterangan Agus, istri dan dua anak IYA mendapatkan pendampingan dari psikolog.
"Kemarin sudah ada memberikan bantuan supaya istilahnya memberikan motivasi, ketenangan kepada istri dan anak-anaknya.
"Iya sudah kalau tidak salah dua kali," ungkapnya.
Saat ini pihak keluarga masih melihat perkembangan psikologi istri dan dua anak IYA.
Jika dirasa sudah membaik, maka pendampingan psikologi tidak dilanjutkan.
Agus mengatakan bahwa dua keponakannya menjadi korban perundungan di media sosial dan teman sebayanya.
Bahkan kedua anak IYA sampai tak berangkat ke sekolah.
"Eh ayah mu pembunuh ya?" ucapn Agus menirukan perkataan yang didapat oleh anak-anak IYA.
Diberitakan Tribun Jogja sebelumnyua, anak-anak IYA yang masih duduk di bangku kelas 5 dan 6 SD sempat melihat pemberitaan tentang sang ayah di Youtube melalui ponsel, dan langsung melemparkan ponsel tersebut karena ketakutan.
"Anak-anak beberapa hari tidak masuk sekolah, tapi karena sudah agak tenang, mereka sudah mau ke sekolah diantar eyangnya," terangnya.
Saat berada di sekolah, kedua anak IYA selalu sembunyi sebelum dijemput.
Untungnya pihak sekolah mau membantu dan menemani kedua anak IYA.
Dari penuturan Agus, pihak keluarga saat ini tak memperbolehkan anak-anak dan istri IYA untuk memegang ponsel.
Istri IYA hanya bisa melamun, dan saat tidur banyak mengigau mengkhawatirkan anak-anaknya.
(*)