Grid.ID - Saat liburan ke Jepang, rasanya tidak afdol jika belum berfoto mengenakan kimono atau yukata.
Jangan salah, ini adalah dua jenis pakaian yang berbeda.
"Kimono pada dasarnya terbuat dari sutra, dan harganya sangat mahal," tutur Teddy Murakami, pemandu yang mengantarkan berkeliling Hiroshima.
Kimono adalah pakaian tradisional Jepang yang berasal dari era Muromachi (1392-1568).
(BACA: Cantiknya Bilqis dengan Balutan Pakaian Tradisional Jepang)
Namun kini, semakin sedikit warga Jepang yang mengenakan kimono karena harganya yang sangat mahal dan pemakaiannya yang sulit.
Gaya dari pemakaian kimono juga merepresentasikan status sosial seseorang.
Komon adalah tipe kimono paling umum yang digunakan oleh wanita Jepang.
Wanita lajang juga biasa mengunakan furisode yang memiliki bentuk serupa.
(BACA: Wajah Jahil Gempita Sehabis Menangis, Gemes Maksimal!)
"Lain halnya dengan yukata. Istilah bagi yukata adalah summer kimono, terbuat dari katun dan bahan lain mudah menyerap keringat," tambah Teddy.
Yukata memang biasa digunakan pada musim panas.
Pakaian tradisional ini biasa digunakan pada acara-acara dan festival sepanjang musim panas.
Pada zaman dahulu, yukata digunakan para perempuan sebagai baju saat hendak mandi.
(BACA: Bergaya ala Koki, Intip yuk Keseruan Raffi Ahmad dan Rafathar Membuat Pizza!)
Yukata juga sangat populer pada zaman Edo (1603-1868).
Pada saat itu, terdapat peraturan yang melarang para penduduk Jepang untuk memiliki kehidupan yang tampak mewah.
Kedua pakaian tradisional ini biasanya dipasangkan dengan alas kaki.
Kimono biasanya dipasangkan dengan zori, sementara yukata dipasangkan dengan geta yang terbuat dari kayu.
(BACA:Hadiri HUT TNI AU, Penampilan Baim Wong Kenakan Pakaian Dinas Lapangan Bikin Salfok!)
Tak hanya perempuan, kimono dan yukata juga digunakan oleh laki-laki. Bahkan yukata khusus laki-laki cenderung lebih stylish, dengan obi (kain pinggang) berada di pinggul.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Bedanya Yukata dan Kimono Khas Jepang?"
(*)