Find Us On Social Media :

Raup Keuntungan hingga Rp 400 Juta, Pelaku Kecurangan Driver Gojek Tuyul Miliki Nomor Ponsel Sebanyak 8.850 Kartu

By Novia, Senin, 2 Maret 2020 | 07:15 WIB

Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan menunjukkan barang bukti kasus akun Gojek palsu, Rabu (26/2/2020).

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Tindak kecurangan yang dilakukan driver ojek online (ojol) kembali marak diperbincangkan.

Praktik kecurangan 'Gojek Tuyul' kembali menyedot perhatian.

Gojek Tuyul ini bukan berarti Gojek yang menggunakan bantuan tuyul.

Baca Juga: Viral, Driver Gojek Bawa Kabur Orderan Seharga Rp 22 Juta dan Tunjukkan Alamat Palsu

Melainkan adanya praktik pemalsuan akun Gojek dari seorang driver.

Seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com pada Sabtu (29/2/2020) praktik kecurangan ini bahkan telah membuat pelaku meraup keuntungan sebanyak Rp 400 juta.

Tindak kecurangan ini sebelumnya sudah terjadi di kota Solo sekitar tahun 2017-2018 silam.

Baca Juga: Maia Estianty Ngamuk! Kena Tipu Driver Gojek dan Uang Melayang

Keberadaan aplikasi Gojek Tuyul ini tentu sangat merugikan perusahaan apalagi bagi mitra gojek lainnya.

"Maraknya itu (Gojek Tuyul) antara tahun 2017-2018. Pastinya sangat merugikan," ujar Awan Suryadi (42), pembina basecamp Merak Gojek Terminal Tirtonadi Solo.

Menurut Awan Suryadi, aplikasi Gojek Tuyul ini bisa digunakan dari jarak satu kilometer dan dipusatkan dalam satu titik.

Baca Juga: Driver Ojek Online Pertama di Indonesia Ceritakan Cara Kerja Gojek saat Masih Awal Berdiri: Belum Ada Aplikasi

Oknum pengguna aplikasi Gojek Tuyul ini biasanya jarang berkumpul dengan driver Gojek lain.

Namun pelaku justru lebih sering mendapatkan orderan meskipun ia berada di rumah.

"Dia di rumah pasang titik (Gojek Tuyul) di situ dia yang dapat orderan. Teman-teman yang nongkrong di situ tidak dapat orderan. Kan kasihan," ungkap dia.

Baca Juga: Berhasil Dirikan Gojek Berpenghasilan Triliunan, Nadiem Makarim Baru Dipuji Orangtuanya Setelah Menjadi Menteri

Pelaku Gojek Tuyul biasanya juga memiliki nomor ponsel yang cukup banyak dan mencari tempat yang lebih aman atau jauh dari driver lainnya.

"Teman-teman sudah dibelain keluar dari rumah, meninggalkan keluarga, ngetem kalau ada driver yang pasang titik di situ otomatis kena dia dulu karena HP-nya di-root," tutur Awan.

Sementara itu, kini aksi 'Gojek Tuyul' tersebut kembali marak terjadi di Jawa Timur.

Baca Juga: Seribu Satu Cara Jitu Gojek untuk Jadi Penjaga Amanah yang Paling Dapat Diandalkan

Melansir dari GridMotor.ID, polisi telah mengamankan pelaku kecurangan berinisial MF (35).

Pelaku dikabarkan memiliki nomor ponsel hingga 8.850 kartu untuk melancarkan aksi kecurangan yang dilakukan.

"Pelaku punya 8.850 nomor ponsel yang aktif dan teregistrasi dengan nama orang lain," kata Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan.

Baca Juga: Penuh Inspirasi, Inilah Kisah Driver Jempolan Gojek dari Sisi Aspal

Selain itu, polisi juga telah menyita barang bukti pelaku berupa ponsel.

"Sementara, ponselnya yang disita ada 40 unit," sambungnya.

MF yang diduga warga Kota Malang, Jawa Timur, mulanya ditangkap dengan dugaan bandar judi online.

Namun, dari barang bukti yang disita, polisi menemukan fakta lain bahwa MF adalah 'Gojek Tuyul'.

"Pelaku punya 41 akun driver Gojek," kata Luki.

Tak hanya itu, bahkan MF juga membuat 31 akun restoran dan puluhan akun customer.

Baca Juga: Dikenal sebagai Artis Yang Selalu Tampil Seksi dan Terbuka, Nikita Mirzani Ternyata Pernah Masuk Pesantren dan Bercita-cita Jadi Ustazah!

Bahkan akun-akun palsu itu dibuat tersangka dengan menggunakan identitas orang lain.

Dengan hal tersebut, pelaku akhirnya mendapatkan banyak poin yang diberikan perusahaan untuknya.

"Tersangka memperoleh keuntungan dari poin yang diberikan Gojek berdasarkan jumlah transaksi tertentu. Hal itu merugikan Gojek" ungkap Luki.

Baca Juga: Mantan CEO Gojek Pilih Jadi Menteri, Ayah Nadiem Makarim Ternyata Orang Terpandang Pendiri Perusahaan Besar Hingga Pernah Jadi Bos Hotman Paris

Sampai kini, polisi masih terus melakukan tindakan lebih lanjut.

Sebab polisi menduga MF tidak melakukan hal ini sendirian dan masih ada oknum lainnya.

"Saya curiga ini jaringan, karena itu saya minta Ditreskrimum untuk mengembangkan penyidikan kasus ini," kata Luki.

(*)