2. Selama si kecil tidak muntah dan menyusui dengan baik, ibu bisa tetap memberi ASI yang mengandung darah.
3. Diskusikan dengan konsultan laktasi untuk menangani posisi yang yang tidak tepat saat si kecil menyusui.
(BACA : Kehamilan Setelah Operasi Caesar, dari Risiko Sampai Jarak Waktu yang Ibu Perlukan)
4. Perhatikan adanya gejala infeksi seperti demam, pembengkakan, dan kemerahan pada area payudara dan puting.
5. Infeksi seperti mastitis membutuhkan antibiotik.
Jika tidak ditangani dengan benar, ada kemungkinan penutupan sementara saluran susu, sehingga proses menyusui tidak memungkinkan.
6. Untuk meredakan kekeringan dan retakan, pakaikan losion khusus seperti linolin ke puting.
7. Jika terasa menyakitkan saat menyusui, berikan waktu untuk puting untuk sembuh atau nyerinya mereda.
Gunakan bantalan payudara hidrogel yang menenangkan atau krim yang aman digunakan.
Untuk mempertahankan persediaan susu, terus memompa (delapan hingga 10 kali sehari).
(BACA : Tak Hanya Kacang-kacangan, Sederet Makanan Ini Bisa Meningkatkan Kesuburan Wanita loh!)
8. Jika ibu tidak dapat mengetahui penyebabnya dengan jelas dan jika tidak mereda dalam seminggu, jangan tunda untuk periksakan ke dokter.
9. Berikan kelembutan pada payudara saat memompa atau menyusui si kecil.
10. Pastikan pompa ASI disesuaikan dengan kecepatan dan tingkat hisapan yang nyaman.
Perlu diingat, ASI yang mengandung darah biasanya tidak membahayakan si kecil, sehingga kamu dapat tetap menyusuinya.
Namun, jika belum yakin, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan tepat.
(Artikel ini pernah tayang di Nakita dengan judul : "ASI Berdarah Bisa Diatasi Dengan Mudah, Begini Caranya Moms!")