Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Sidang isbat cerai antara Limbad dan Benazir Endang seharusnya berlangsung di Pengadilan Agama Tigaraksa, Rabu (4/3/2020).
Namun, sidang tersebut ternyata ditunda hingga 26 Maret 2020 mendatang karena majelis hakim berhalangan hadir.
Ibunda Benazir Endang, Bunyana Sofa, mengungkapkan bahwa selama ini sang anak tertekan menjalani rumah tangga dengan Limbad.
Pasalnya, selama 8 tahun ini Benzair Endang kerap kali mendapatkan serangan dan teror dari istri pertama Limbad.
Namun, puncak kesabaran Benazir Endang habis ketika anak lelaki dari istri pertama Limbad mem-bully anak dari pernikahannya dengan Limbad.
"Sangat lah, apalagi sudah menyangkut bully anak ya. Anaknya Mas Limbad nge-bully cucu saya, Bintang".
"Itu sudah sangat luar biasa itu, bikin orang tua mana sih yang enggak rasa sakit ketika anaknya di-bully oleh kakak kandungnya sendiri," ungkap Bunyana Sofa saat ditemui Grid.ID di kawasan Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang, Rabu (4/3/2020).
Mirisnya, Bunyana Sofa pun menceritakan bagaimana cucunya tersebut bertanya perihal kata-kata kasar bullyan tersebut kepada orang tuanya.
"Karena Bintang itu masih kecil, dia suka nanya 'Ayah anak haram itu apa sih?'. Suka nanya begitu sama ayahnya".
"Kan hubungan Bintang sama ayahnya baik ya, dalam arti Bintang pegang HP, ayahnya pegang HP, WhatsApp dia suka nanya, 'Ayah anak haram itu apa sih', gitu," ungkap Bunyana Sofa.
Baca Juga: Benazir Endang Sudah Siap dan Hadir di Pengadilan, Sidang Perceraiannya dengan Limbad Ditunda
"Terus sama Mamanya nanya 'Apa sih anak haram itu? Anak yang nggak baik ya?'. 'Nggak, bukan Bintang, ini kita bicara orang lain kok', gitu".
"Kita alihkan, karena memang belum saatnya tahu ya, umur masih 8 tahun belum ngerti masalah itu," lanjutnya.
Kata-kata kasar yang dilayangkan oleh anak Limbad dari pernikahan dengan istri pertama tersebut dianggap sangat tidak wajar diucapkan.
Baca Juga: Lelah Diteror Istri Pertama Limbad, Istri Muda Akhirnya Minta Cerai
"Tidak sepantasnya seorang kakak mengucapkan kata-kata seperti itu yang sangat tidak manusiawi," tutup Bunyana Sofa.
(*)