Laporan Wartawan Grid ID, Devi Agustiana
Grid.ID – Penelitian yang dilakukan salah satu wilayah Jakarta memperlihatkan bahwa 9 dari 10 anak usia 2 sampai 3 tahun hanya mengonsumsi rata-rata 4,7 gram serat per hari.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara, Bicara Gizi: “Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan anak.”
Jumlah ini jauh di bawah angka kecukupan gizi (AKG 2013), yaitu sebanyak 16 gram serat per hari.
Baca Juga: Waspada! Orangtua Harus Perhatikan Asupan Serat Harian Anak Agar Pencernaan Lancar
Hasil penelitian tersebut juga mendapatkan bahwa 1 dari 3 anak mempunyai pola defekasi beresiko konstipasi, yaitu meski buang air besar sertiap hari, tetapi memiliki konsistensi yang keras.
Hal ini juga berlaku sebaliknya, meski konsistensi lunak, tetapi frekuensi buang air besar hanya 3 hari sekali atau kurang.
Dari permasalahan tersebut, Danone Specialized Nutrition Indonesia meluncurkan inovasi terbaru, yaitu Fibre O Meter pada kanal Bebeclub.
Fitur ini dapat digunakan orangtua untuk menghitung dan memastikan asupan serat harian anak terpenuhi
Resmi diluncurkan pada Rabu, (4/3/2020) di Jakarta, Fibre O Meter akan membantu orangtua memantau kecukupan serat harian anak dengan mudah.
“Orang Tua dapat aktif memantau kecukupan serat harian anak dengan mudah melalui fitur Fibre O Meter ini,” kata Desytha Utami, External Communication Manager for Specialized Nutrition Danone Indonesia.
Penggunaan Fibre O Meter ini cukup mudah, orang tua cukup memasukan riwayat menu makanan dan minuman yang telah dikonsumsi anak dalam satu hari.
Setelah itu, akan muncul angka kecukupan serat pada anak. Jika angkanya 16 gram, maka kebutuhan serat anak terpenuhi.
Namun jika tidak mencapai angka tersebut, maka kecukupan serat anak belum terpenuhi.
Baca Juga: Mantan Idol Ini Bongkar Sisi Kelam Industri K-Pop, Diperkosa hingga Sebut Lisa Blackpink Oplas!
Dalam acara ini, hadir pula Tarra Budiman dan Gya Sadiqah, sebagai sosok influencer dan orangtua milenial.
Menurut Tarra Budiman, sistem ini sangat membantu untuk mengukur kecukupan nutrisi anaknya, Kalea.
“Ini membantu sih. Dari alat ini jadi tahu oh cukup gak sih nutrisi anak aku hari ini,” tambah Tarra.
Selain itu, hadir pula Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K), selaku Peneliti dari fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi.
Prof. Hegar menuturkan bahwa menu anak dalam makan berat tiga kali sehari harus terdiri dari karbohidrat, protein, dan sayur.
“Prinsipnya kalau menu makanan berat untuk tiga kali makan harus ada karbohidrat, misalnya nasi atau jagung. Kemudian lauknya sebagai protein, juga ada sayur. Ini paket yang harus ada pada anak.” Jelas Prof Hegar. (*)